Empat Keunikan Gereja Cilangkap. Apa saja?

2444

HIDUPKATOLIK.com – GEREJA Anak Domba St Yohanes Maria Vianney Cilangkap, Keuskupan Agung Jakarta memiliki beberapa oranamen unik. Menurut Kepala Paroki Cilangkap, Romo T. A. M. Rochadi Widagdo setidaknya ada empat keunikan yang dimiliki Gereja Anak Domba. “Ini hanya bisa ditemukan di Gereja Cilangkap. Tidak ada di gereja lain di Keuskupan Agung Jakarta,” tandas Romo Rochadi di Jakarta, beberapa waktu lalu. [Baca: Romo T.A. Murdjanto Rochadi Widagdo: Anak Lurah Pembawa Berkah]

Empat ornamen unik itu adalah pertama, Corpus Christi atau patung Yesus yang dipajang di tembok belakang altar. Romo Rochadi mengatakan, orang sering membuat patung Yesus di salib dengan tubuh yang rapi. Padahal gambaran itu jauh dari kondisi Yesus yang sesungguhnya ketika Ia di Golgota. Maka itu, Romo Rochadi ingin menghadirkan rancangan patung Yesus mendekati kondisi Yesus waktu di Golgota. Lantas, muculah ide untuk membuat patung Yesus dari potongan besi bekas. Seniman kelahiran Jakarta, Teguh Ostenrik, didapuk untuk merancang patung Yesus.

Patung salib Yesus (Dok. HIDUP)

Menyatukan potongan-potongan besi bekas dan menghadirkan kesan tidak rapi itulah yang disebut Romo Rochadi unik dan punya makna lebih. Bahwa karena dosa-dosa manusia Yesus rela disesah hingga wafat di salib untuk menyelamatkan umat manusia. Dan, seperti Tubuh Kristus yang terdiri dari banyak anggota, begitu pula Gereja dibentuk oleh banyak anggota.

Wajah patung Yesus pun tidak memandang ke depan, tapi menengadah ke atas. Menurut Romo Rochadi, hal ini menggambarkan seruan Yesus ketika di salib “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” (Luk 23:46). Yesus menebus manusia karena ketaatan kepada Bapa-Nya. Ketaatan Yesus terlihat dalam doa-Nya di taman Getzemani : “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Mat 26:39).

“Dengan gambaran seperti ini, kita mau mengajak umat bahwa inilah ketaatan kita kepada Bapa. Kita sering mengatakan ‘jadilah kehendakmu di atas bumi seperti di dalam surga’ dalam doa Bapa Kami. Itulah ketaatan kita,” ujar imam yang pernah bertugas di Paroki Kristus Raja Pejompongan, Jakarta ini.

Kedua, patung anak domba yang diapasang di bubungan kubah, bagian paling atas gereja Cilangkap. Patung itu berada di tengah lingkaran besi yang dibuat menyerupai monstrans. Saat angin bertiup kencang rangkaian patung ini akan berputar. Kata Romo Rochadi, “Yesus yang dianalogikan dengan anak domba ingin memberkati semua orang yang ada di sekitar gereja.” Mengapa anak domba dan bukan salib?

Kubah gereja Cilangkap (Dok. HIDUP)

Romo Rochadi menjelaskan, ide memakai anak domba daripada salib dicetuskan oleh almarhum Romo Ferdinandus Kuswardianto yang pernah bertugas di Paroki Cilangkap. “Biar lebih ramah kepada masyakarat sekitar karena tidak semua bisa menerima ornamen salib,” ujar Romo Rochadi.

Ketiga, tabernakel. Tidak seperti tabernakel berbentuk kotak yang sering kita temukan di gereja-gereja lain, tabernakel gereja Cilangkap berbentuk piala dan hosti, serta dikelilingi gambar para malaikat. Tabernakel itu dikerjakan oleh seniman Badui, Yani Sastranegara. Meski ia Muslim, tapi ia mau membantu. Ia juga yang membuat tabernakel Gereja Pejompongan,” tandas Romo Rochadi. Keempat, patung Yesus dan Bunda Maria yang akan dipajang di sisi kanan dan kiri altar terbuat dari lilin.

Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo akan memberkati Gereja Anak Domba Minggu, 30/7. Pemberkatan ini menjadi salah satu momen bersejarah dalam perjalanan 19 tahun Paroki Cilangkap, serta 210 tahun Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), pada tahun ini. [Baca: Gereja Cilangkap Segera Diberkati]

Gereja Anak Domba berada di Jalan Bambu Wulung No 60, Bambu Apus, Jakarta Timur. Luas gereja berarsitektur barok ini sekitar 1760 meter persegi, dan berdiri di atas lahan seluas satu hektar.

 

Stefanus P. Elu/Yanuari Marwanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini