Kisah Nidal Aboud, Satu-Satunya Orang Katolik yang berdoa di Tengah-tengah Ribuan Umat Muslim yang Sholat saat terjadi Ketegangan di Yerusalem

648

HIDUPKATOLIK.COM – Nidal Aboud berdiri sebagai salah satu di antara banyak orang di luar Masjid Al-Aqsa, Yerusalem (23/7). Saat orang-orang Muslim di sekelilingnya membungkuk Sholat, dia sendiri membuat tanda salib sambil berkalung Rosario dan memegang Alkitab. Saat mereka meneriakkan doa mereka, dia membaca Alkitab. Saat terdengar teriakan “Allahu Akbar” – Tuhan yang terbesar – dia berdiri diam dan hormat dan juga memuji Allah Maha Besar dengan Alkitab dan Rosarionya.

Dia adalah satu-satunya orang Kristen Katolik di antara ribuan umat Islam saat Sholat Jumat di lingkungan Wadi el-Joz, di luar Kota Tua Yerusalem.

Foto yang diambil oleh CNN, merupakan momen relasi rukun antaragama yang sederhana yang telah terjalin lama di Palestina. Foto ini telah dipublikasikan di media lokal dan viral di situs jejaring social. Sebuah momen kebersamaan dalam menghadapi Israel yang bertindak tidak adil.

 

Gelombang umat Muslim Sholat bersama setelah Israel membatasi akses ke masjid Al-Aqsa, yang berada di situs tersuci di Kota Tua Yerusalem, yang dikenal juga sebagai Tempat Suci umat Yahudi sebagai Bukit Bait Suci Allah.

Setelah sebuah serangan di pintu masuk Lion’s Gate ke lokasi tersebut yang mengakibatkan, dua polisi Israel tewas beberapa pekan lalu, pihak berwenang Israel kemudian memasang detektor logam dan membatasi akses masuk ke Masjid hanya terbatas pada pria berusia di atas 50 tahun dan wanita. Hal ini kemudian menimbulkan ketegangan antara Israel dan Dunia Islam.

Tindakan preventif yang dilakukan oleh Israel dianggap oleh Palestina dan negara-negara Arab sebagai upaya sepihak oleh Israel untuk menguasai situs kota Yerusalem tersebut – yang dianggap suci baik oleh komunitas Muslim dan Yahudi bahkan Kristiani – dan Israel telah memicu demonstrasi yang meluas dan bentrokan keras antara orang-orang Palestina dan pasukan keamanan Israel.

Aboud, seorang warga Palestina Kristen Katolik yang berusia 24 tahun yang bergabung dalam doa sholat tengah hari, mengatakan bahwa dia ingin berdiri di samping umat Islam saat mereka beribadah sebagai wujud solidaritas iman dan rasa kemanusiaan.

“Saya bermimpi sejak masih kecil, saya ingin menyebarkan dunia dengan cinta, saya ingin menjadi orang yang menanam cinta di hati orang,” kata Aboud kepada CNN.

Memegang Alkitab dengan sebuah Rosario menutupi lehernya, dia mengatakan bahwa dia memberanikan diri menunjukkan identitas imannya.

“Saya meminta teman-teman Muslim, untuk mengizinkan saya berdoa juga di antara mereka untuk mendukung mereka. Dan mereka meminta saya untuk berdiri di tengah-tengah mereka,” katanya.

“Motivasi saya adalah untuk berdiri dalam solidaritas dengan saudara Muslim saya, melawan pendudukan (Israel) dan kebijakan mereka yang diskriminatif terhadap situs suci kami, entah itu masjid atau gereja.”

Aboud mengatakan bahwa dia pun akan menolak keras jika seandainya untuk masuk Gereja Makam Suci tempat Kristus di Salib harus melalui melalui detektor logam.

Dia mendesak semua orang Kristen untuk bersatu dengan Muslim melawan apa yang dia katakan sebagai ketidakadilan yang terang-terangan, dan bahkan mendesak orang Yahudi untuk melawan pendudukan Israel.

Aboud melihat tindakan inklusivitas kecilnya sebagai cara menjembatani kesenjangan antara agama-agama di wilayah tersebut. “Saya melihatnya sebagai pertanda dari Tuhan bahwa ini wujud mimpiku menjadi duta niat baik antara agama-agama.” (CNN).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini