HIDUPKATOLIK.com – “UMAT Katolik harus mampu menghayati iman Katolik dan mampu menjadi agen dialog kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk,” tegas Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Eusabius Binsasi. Umat Katolik, lanjutnya, perlu terus memperkuat wawasan kebangsaan agar mampu menjadi perekat kesatuan bangsa. “Membina umat Katolik agar menjadi 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia, di situlah peran strategis kita bagi bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai,” ungkapnya di hadapan peserta pertemuan Penyusunan Program Kerja Berdasarkan Pagu Anggaran TA 2018 Tingkat Nasional di Jakarta baru-baru ini.
Data yang dirilis Wahid Foundation tentang Kemerdekaan Beragama/Berkeyakinan (KBB) di Indonesia 2016 menyatakan bahwa telah terjadi kenaikan peristiwa pelanggaran KKB dari 2015 hingga 2016. Dari 190 peristiwa dan 249 tindakan, meningkat menjadi 313 tindakan dan 204 peristiwa. Sementara, berdasarkan data Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional Lemhanas, ditemukan bahwa pada tahun 2016 Indeks Ketahanan Nasional (IKN) sebesar 2,60. IKN diukur berdasarkan delapan gatra; geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Angka 2,60 dikategorikan kurang tangguh, artinya masyarakat Indonesia amat rentan ketika menghadapi tantangan dan hambatan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Maka, kepada para penyuluh Agama Katolik, Eusabius berharap, pembinaan umat Katolik di Indonesia perlu ditingkatkan. Pada 2017, Direktorat Jenderal Bimas Katolik telah memfasilitasi agar wawasan kebangsaan masuk ke dalam kurikulum Pendidikan Agama Katolik di Perguruan Tinggi Umum. Hal ini menjadi salah satu langkah nyata dalam memperkuat wawasan kebangsaan. “Ke depan, kita perlu merumuskan aktivitas-aktivitas dalam rangka menguatkan wawasan kebangsaan dengan seluruh pihak yang berkehendak baik dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Eusabius, seperti diberitakan bimaskatolik.kemenag.go.id, (24/7).
Eusabius juga menyinggung kegiatan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik yang akan digelar tahun depan. “Kegiatan ini bisa menjadi ajang pembinaan umat Katolik, sekaligus menunjukan bahwa masyarakat Katolik adalah bagian integral bangsa dan negara Indonesia yang berkomitmen mengawal Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai ke Pulau Rote,” tegasnya.
Y. Prayogo