Sebagian calon Pengurus Forum Masyarakat Katolik Indonesia Keuskupan Agung Jakarta (FMKI-KAJ)Â periode 2017-2020 mengadakan audiensi dengan Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo, pada hari Rabu (21/6) di Wisma Keuskupan Agung Jakarta. Audiensi tersebut diselenggarakan dalam rangka memperkenalkan jajaran kepengurusan FMKI-KAJ periode 2017-2020, serta memohon kesediaan bapak uskup untuk memimpin misa pengukuhan Pengurus FMKI KAJ dan Sekretariat Nasional (Seknas) FMKI pada 16 Juli 2017 mendatang.
Pembentukan Badan Pengurus Harian FMKI-KAJ periode 2017-2020 merupakan hasil dari Sidang Majelis FMKI-KAJ yang diselenggarakan pada tanggal 27 April 2017 lalu. Dalam sidang tersebut terpilihlah Yulius Setiarto untuk menjadi Ketua Umum FMKI KAJ periode 2017-2020, sedaangkan Veronika Wiwiek, Ketua Umum FMKI KAJ periode sebelumnya, terpilih menjadi Sekretaris Nasional FMKI.
Dalam audiensi tersebut, Yulius Setiarto memperkenalkan struktur keanggotaan FMKI yang saat ini memiliki 58 pengurus inti yang terbagi dalam 3 bidang, yakni bidang Organisasi dan Hubungan Antar Lembaga, Pemberdayaan dan Keterlibatan Masyarakat, serta Media Sosial dan Komunikasi. Selain itu dipaparkan pula kegiatan-kegiatan di masyarakat yang telah dilakukan oleh FMKI.
Selanjutnya, Mgr. I. Suharyo memberikan arahan serta harapan terhadap FMKI. Pertama, Mgr. I. Soeharyo melihat masalah kaderisasi, beliau berharap agar bentuk kaderisasi di dalam Gereja Katolik harus memiliki tujuan yang lebih spesifik agar kader-kader tersebut nantinya dapat diarahkan untuk membangun dan memperkuat kehidupan berbangsa dan bernegara dalam 3 matra, yaitu masyarakat, pemerintahan dan dunia usaha, karena ketiga entitas tersebut dirasa sedang mengalami kondisi yang memprihatinkan. Lembaga negara sendiri belum bisa menghadirkan kesejahteraan untuk banyak orang, sementara lembaga bisnis yang ada hanya memikirkan kepentingan bisnis sendiri. Ketiga entitas tersebut penting untuk dikembangkan dengan nilai-nilai Kristiani, kaderisasi yang diadakan pun harus selalu mengikuti perkembangan zaman.
Karena itu, para pastor diharapkan mampu mendorong umatnya agar bergerak di kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting para pastor mengenal masyarakat sekitarnya supaya lebih memahami kondisi saat ini, sehingga gereja senantiasa relevan dengan permasalahan berbangsa dan bernegara.
Poin kedua yang dipaparkan oleh Mgr. Ignatius Suharyo adalah tentang komunitas ekonomi yang saling berbagi atau economy of share. Perusahaan-perusahaan didorong untuk melakukan derma dan membagi keuntungan kepada para pekerjanya secara langsung. Model ekonomi ini dipandang sangat baik untuk dikembangkan, karena mampu memperkecil kesenjangan sosial dan memperkuat komunitas.
Di point ketiga, Mgr. I. Soeharyo berharap FMKI-KAJ meningkatkan kerja sama dengan komisi-komisi yang ada di KAJ. Setidaknya ada 2 hal yang diharapkan. Pertama, FMKI-KAJ yang memiliki 9 trainer anti korupsi dapat memperluas promosi dan kampanye anti korupsi melalui pelatihan-pelatihan bekerja sama dengan komisi HAAK KAJ sebagai tindak lanjut Nota Pastoral KWI baru-baru ini. Kedua, Mgr. I. Soeharyo berharap departemen media sosial dan komunikasi FMKI-KAJ dapat bekerja sama dengan Komisi Komsos KAJ untuk menerbitkan buku saku tentang panduan bermedia sosial bagi umat berdasarkan ensiklik dan dokumen gereja tentang komunikasi.
Di akhir audiensi, para calon pengurus FMKI-KAJ menerima berkat perutusan dari Uskup Agung Jakarta.
(Skolastika Aphrodite dan Paulina Gandhes, Tim Media FMKI KAJ)
Semoga FMKI, dpt berperan dlm merajut negara bgs. NKRI.