Rekonsiliasi Gereja Orthodoks Siria

383
Patriark Ignatius Aprem II bertemu dengan Paus Fransiskus pada Juni 2015 (i.cbc.ca)

HIDUPKATOLIK.com – Patriark Antiokhia dari Gereja Orthodoks Siria, Mor Ignatius Aprem II telah mengampuni empat Uskup Metropolitan dalam Gereja Orthodoks Siria, yang berada di bawah yurisdiksinya, Sabtu, 29/4. Keempat Uskup Metropolitan ini telah menuduh dan melancarkan kritik pedas kepada Patriark Aprem II, yang dianggap telah melakukan “pengkhianatan iman” pada tiga bulan silam.

Sejak 8 Februari silam, enam Uskup Metropolitan dalam Gereja Orthodoks Siria telah melakukan tuduhan keras kepada Patriark mereka. Oleh karena itu, selama tiga bulan belakangan, terjadi ketegangan yang begitu mencekam dalam internal Gereja Orthodoks Siria. Mereka mengeluarkan pernyataan bahwa Patriark Aprem II tidak lagi menyandang gelar “defensor fidei” (pembela iman) karena perkataan dan tindakannya tidak mencerminkan ajaran Yesus Kristus dan Kitab Suci. Bahkan Sang Patriark dituduh telah meninggikan Al-Qur’an dalam sebuah pertemuan antaragama, seperti dilansir news.va, 3/5.

Menanggapi kemelut dalam internal Gereja yang ia pimpin, Patriark Aprem II segera menggelar Sinode Para Uskup Orthodoks Siria pada medio Maret lalu. Dalam sinode itu diputuskan bahwa dua Uskup Metropolitan, Mgr Severius Hazail Soumi dan Mgr Eustatius Matta Roham, dihukum suspensi karena telah melakukan pembangkangan dengan menandatangani deklarasi melawan Primat mereka. Sementara itu, empat Uskup Metropolitan lainnya akan diampuni jika mereka memohon maaf dan menuliskan surat resmi yang berisi pertobatan akan kesalahan mereka yang telah menentang Patriark Aprem II paling lambat pada 13 April, seperti dilansir Agenzia Fides, 3/5. Akhirnya, empat Uskup Metropolitan itupun mengikuti keputusan Sinode. Dan, Patriark Aprem II menegaskan kembali legitimasinya sebagai “Penerus Santo Petrus” dan “Penjaga Persatuan Seluruh Gereja Orthodoks Siria di Dunia”.

Gereja Orthodoks Siria merupakan salah satu Gereja Orthodoks Timur yang bersifat autocepalus (memiliki “kepala” sendiri), yang konsentrasi umat terbesar berada di daerah Timur Tengah. Liturgi mereka mengacu pada Liturgi Santo Yakobus, dan menggunakan bahasa Siria sebagai bahasa liturgi dan bahasa resmi dalam komunikasi internal mereka. Takhta Kepatriarkannya berada di Katedral Santo Gregorius, Bab Tuma, Damaskus, Suriah. Konon, perpisahan mereka dengan Gereja Katolik bermula pada skisma yang muncul setelah Konsili Khalsedon tahun 451. Mereka percaya bahwa pendiri komunitas Gereja ini adalah Santo Petrus dan Santo Paulus tahun 37 Masehi (bdk. Kisah Para Rasul 11:26). Bahkan, Santo Petrus dipercaya sebagai Uskup pertama sekaligus sebagai Patriark pertama Antiokhia. Sejak 2014, Gereja Orthodoks Siria dikepalai oleh Patriark Ignatius Aprem II.

R.B.E. Agung Nugroho

 

1 KOMENTAR

  1. Meskipun kata “Timur” dan “Oriental” bermakna sama, tapi Gereja Ortodoks Siria tergabung dalam Gereja Ortodoks Oriental (bukan Gereja Ortodoks Timur).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini