Era Baru Vatikan–Mesir

75
Imam besar Universitas Al–Azhar, Sheikh Ahmed El–Tayyeb saat mengunjungi Paus Fransiskus di Vatikan.
[franciscanmedia.org]

HIDUPKATOLIK.com - Paus Fransiskus berada di Mesir pada 28-29 April. Dialog lintas agama dan pembaruan hubungan Vatikan dan Mesir menjadi tajuk kunjungan itu.

MINGGU Palma di Mesir kemarin beraroma duka. Saat Gereja mondial merayakan Pesta Yesus memasuki Yerusalem sebagai Raja, umat Gereja Koptik Mesir justru diteror bom. Sejumlah 44 orang tewas dalam serangan di dua kota, di negeri Firaun itu. Petaka itu sempat disebut sebagai pembatalan resmi rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Mesir.

Dalam situasi Mesir yang tidak aman itu, Takhta Suci malah meresmikan kunjungan Paus ke negara tersebut. Paus akan mengunjungi Mesir, Jumat-Sabtu, 28-29/4. Berita ini menggembirakan komunitas Kristiani di Mesir. Di sisi lain, ada kecemasan soal keselamatan Bapa Suci.

Pada Februari lalu, komplotan ISIS menyebut umat Kristen dan Koptik Mesir yang berjumlah sepuluh persen dari total populasi, sebagai mangsa favorit mereka. Nina Shea, peneliti kebebasan beragama internasional, meyakini kapasitas pemerintah Mesir dalam menjaga keamanan negara. Mukhabarat, lembaga telik sandi Mesir telah “menyucikan” Kairo yang menjadi lokus utama kunjungan Paus. “Ini akan menjadi perhatian tingkat tinggi dan mereka bisa menjaga keamanan dengan sangat baik,” kata Shea seperti dilansir express.co.uk (16/4).

Era Baru
Mgr Michael Louis Fitzgerald MAfr, Nunsius Apostolik Emeritus untuk Mesir meyakini, jaminan keamanan tingkat tinggi di Mesir. Kunjungan Paus, lanjut Mgr Fitzgerald, bermakna penting dalam kacamata diplomatik kedua negara dan relasi Vatikan dengan dunia Islam. “Di Mesir, ada banyak situasi sulit dan ekstrimis yang mengancam orang Kristen dengan cara kekerasan.”

Bagi Mgr Fitzgerald, kunjungan ini penting untuk mengkonsolidasikan kemajuan hubungan antara Vatikan dan Al-Azhar. Pada Mei 2016, Paus Fransiskus menerima kunjungan imam besar Universitas Al-Azhar, Sheikh Ahmed El-Tayyeb. “Kunjungan timbal balik ini akan sangat dihargai, seperti halnya ketika Bapa Suci Yohanes Paulus II berkunjung ke sana dan diterima dengan sangat baik,” katanya seperti dilansir Radio Vatikan (19/4).

Akhir Februari lalu, Lembaga Islam Sunni Al Azhar dan Vatikan menggelar seminar bertema “Memerangi Terorisme dan Ekstrimisme” di Kairo. Kedua institusi itu pun sepakat bekerjasama dalam topik itu, termasuk menolak kekerasan atas nama agama. Al-Azhar juga bekerja sama dengan Ordo Dominikan di Kairo untuk mempelajari dan mencari solusi problem ekstremisme atas nama agama.

Kunjungan ini juga menjadi pemenuhan undangan Abdel Fattah El-Sisi, Presiden Mesir, yang pada 2014 berkunjung ke Vatikan. Paus sendiri dalam beberapa prahara transisi politik di Mesir selalu memberi perhatian dan menyatakan kepeduliannya bagi rakyat Mesir.

Paus Fransiskus rencananya ditemani Patriark Konstantinopel, Bartholomeos I akan mendapatkan sesi khusus dengan Kepala Gereja Koptik, Paus Tawadros II. Paus juga akan memimpin Misa bersama umat Katolik Mesir dan beraudiensi di Katedral Koptik. Perjumpaan ini, akan memperbarui dialog Vatikan dengan Gereja-gereja Oriental.

Edward Wirawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini