HIDUPKATOLIK.com – KORUPSI yang marak terjadi di dalam masyarakat selalu terkait dengan kekuasaan. Dengan melakukan korupsi di dalam dirinya orang beranggapan, “saya berkuasa maka saya adaâ€. Hal ini disampaikan Mgr  Ignatius Suharyo saat memimpin Misa Paskah Pontifikal di Katedral St Perawan Maria Diangkat Ke Surga, Jakarta, 16/4.
Korupsi ini, lanjut Mgr Suharyo, bertentangan dengan cita-cita kemerdekaan yang dirumuskan dalam sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradapâ€. “Jati diri bangsa Indonesia bukan ‘aku berkuasa maka aku ada’, namun semestinya berbunyi, ‘saya adil maka saya ada, saya beradap maka saya ada’.â€
Situasi bangsa semacam inilah yang melandasi Keuskupan Agung Jakarta sejak tahun 2015-2016 berusaha untuk mendalami dan mengamalkan Pancasila. “Saya yakin semakin Pancasila dipahami diwujudkan dan diamalkan, Paskah menjadi relevan,†kata Mgr Suharyo.
Mgr Suharyo mengungkapkan, kalau Tuhan diakui sebagai yang Maha Esa, sebagai Sang Maha Kasih, dan sebagai Sang Maharahim di situlah Paskah terwujud. Paskah juga terwujud saat kemanusiaan semakin menjadi adil dan beradap. Paskah juga menjadi nyata, saat martabat manusia dijunjung tinggi dan persatuan dan persaudaraan di tanah air diperjuangkan dengan tulus. “Ketika jalan-jalan mufakat dicari dalam masalah-masalah yang rumit sekalipun, di situlah paskah diwartakan.â€
Di akhir homilli, Mgr Suharyo tak lupa mengucapkan selamat paskah kepada seluruh umat. “Selamat Paskah, selamat menjadi pewarta paskah, selamat menjadi pelaku pembaruan di dalam keluarga, di dalam komunitas dan di dalam masyarakat.â€
 Antonius E. Sugiyanto