HIDUPKATOLIK.com - SEKITAR 70.000 orang memadati alun-alun kota Capri, Italia Utara. Mereka mengikuti Misa yang tidak biasa. Minggu, 2/4, Paus Fransiskus memimpin Misa di wilayah Emilia Romagna ini, yang lima tahun lalu diterjang gempa mematikan. Dalam Misa, hadir juga para korban gempa yang kehilangan anggota keluarga, rumah, dan mata pencaharian. “Tuhan tidak secara ajaib membuat hal-hal buruk lenyap, tapi Dia dekat dengan mereka yang menderita. Iman memiliki kekuatan untuk mengubah penderitaan itu,†katanya sebagaimana dilansir Radio Vatikan (2/4).
Berkaca pada bacaan Injil yang menceritakan tentang kebangkitan Lazarus, Paus mengingatkan bahwa Yesus menangisi kematian Lazarus, tetapi dalam misteri penderitaan di mana rasionalitas dihancurkan dan digilas, “Yesus tidak membiarkan dirinya dipenjarakan oleh pesimisme.â€
Di hadapan kubur Lazarus, kata Paus, di satu sisi ada kesedihan dan kesulitan, di sisi lain ada harapan yang mengalahkan kematian dan kejahatan. Yesus, lanjut Paus, tidak menawarkan obat untuk memperpanjang hidup, tetapi menyatakan, “Akulah kebangkitan dan hidup. Setiap orang yang percaya kepada-Ku akan hidup, bahkan jika ia mati.â€
Umat Kristiani, kata Paus Fransiskus, dipanggil untuk memutuskan di sisi mana berdiri; apakah menutup diri dalam kesedihan atau terbuka untuk berharap. “Ada orang-orang yang tetap terkubur dalam reruntuhan kehidupan, dan ada orang-orang, seperti Anda, yang dengan bantuan Allah, bangkit dari puing-puing untuk membangun kembali.â€
Paus mengundang umat beriman menghindari godaan bertapa dalam keputusasaan dan penyesalan diri. “Kata-kata Yesus untuk Lazarus juga dimaksudkan untuk kita: meninggalkan kesedihan dan keputusasaan di belakang. DenganYesus, harapan terlahir kembali dan rasa sakit berubah menjadi ketenangan. Dia selalu ada untuk membantu kita bangkit. Mari kita meminta rahmat, untuk menjadi saksi hidup dan harapan di dunia yang haus untuk itu.â€
Edward Wirawan