Renungan Selasa, 28 Maret 2017 : Harapan

170
[keriwyattkent.com]

HIDUPKATOLIK.com - Pekan Prapaskah IV;Yeh 47:1-9,12; Mzm 46:2-3,5-6,8-9; Yoh 5:1-16

BAHWA si lumpuh itu sudah tiga puluh delapan tahun, sekali lagi tiga puluh delapan tahun, berada di tepi kolam Betesda menantikan kesempatan untuk loncat ke kolam dan (harapannya) menjadi sembuh, sudah menunjukkan bahwa sebenarnya situasinya hopeless, tak ada harapan sama sekali. Lagi-lagi, di sini Yesus memangkas “prosedur penyembuhan” yang ada. Cukup dengan berfirman, “Bangunlah, angkatlah tikarmu dan berjalanlah!” (ay.8), persoalan yang sudah tiga puluh delapan tahun menjadi beban si lumpuh, hari itu juga diangkat. Persoalan penyembuhan selesai, dan Yesus pun berlalu begitu saja.

Untung Yesus sudah berlalu sehingga tidak terlibat langsung dalam diskusi tentang hari Sabat, karena ternyata hari itu hari Sabat dan menyembuhkan orang pada hari Sabat adalah hal yang tidak dibolehkan oleh hukum. Mungkin Yesus sudah belajar dari pengalaman bahwa penyembuhan pada hari Sabat selalu menimbulkan kericuhan, maka lebih baik Ia langsung pergi menghindar, menghilang di tengah-tengah khalayak. Tidak perlu lagi ucapan terima kasih atau kekaguman orang yang melihat Dia.

Lalu? Yang penting bagi Yesus, orang lain menjadi baik. Ini Dia usahakan meskipun harus melanggar hukum Yahudi dengan risiko dimusuhi banyak orang. Sementara itu, kita mungkin masih lebih ingin membangun monumen demi kelestarian nama pribadi?

V. Indra Sanjaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini