Renungan Jumat, 17 Maret 2017 : Bahan Refleksi Diri

174
[audacious.me]

HIDUPKATOLIK.com - Pekan Prapaskah II; Kej 37:3-4, 12-13a,17b-28; Mzm 105; Mat 21:33-43,45-46

KETIKA Injil Sinoptik memaparkan perumpamaan “Penggarap-penggarap Kebun Anggur” (lih. Mrk 12:1-12; Mat 21:33-46; Luk 20:9-19). Secara khusus, Matius menunjukkan tiga hal yang istimewa. Pertama, sang tuan “menyuruh para hambanya untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya” (ay 34), bukan sekadar share, yaitu “menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka” seperti ditulis Mrk 12:2. Masalah hasil ini diulang pada ay. 41: “ia menyewakan pada penggarap lain yang akan menyerahkan hasilnya pada waktunya”, dan ay 43: “Kerajaan Allah akan diberikan kepada bangsa yang menghasilkan buah Kerajaan itu”. Perumpamaan ini bicara mengenai Allah yang meminta tanggungjawab kerja para ahli Taurat dan para Farisi yang dinilai buruk. Karena kerja buruk itu, maka Allah menyerah kan tanggungjawab umat kepada komunitas baru, yang dibangun oleh Putra-Nya, Yesus Kristus.

Kedua, tuan itu mengirim para hambanya dua kali. Tampaknya ini gambaran perutusan empat nabi besar dan 12 nabi kecil PL yang ditolak oleh umat Israel. Ini pula gambaran sikap para petinggi Yudaisme yang menolak pewartaan Yohanes Pemandi dan pewartaan Yesus yang menjadi penyempurnanya.

Ketiga, nasib sang putra pada Mrk 12:8 itu “dibunuh dan (baru) dibuang ke luar”. Sedangkan pada Matius, sang putra “dibuang ke luar dan (baru) dibunuh” (ay 39). Melalui perbedaan ini, Matius ingin menunjuk pada Yesus yang dibawa ke Golgotha di luar kota, dan disalibkan.

Henricus Witdarmono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini