HIDUPKATOLIK.com -Â Di tengah bencana kelaparan yang melanda Sudan Selatan, Gereja bersama komunitas internasional datang menolong.
PERANG sipil dan kekeringan telah menyebabkan kelaparan hebat di Sudan Selatan. Pekan lalu, pemerintah negara itu menyatakan bahwa krisis pangan melanda seantero negeri. Banyak orang turun ke lembah Sungai Nil untuk mencari makanan. Krisis itu memantik reaksi dunia internasional dan Gereja.
Paus Fransiskus masygul mendengar cerita itu. Ia menyerukan agar semua pihak segera menolong rakyat Sudan Selatan. “Mari kita berkomitmen untuk memberikan bantuan pangan dan tak hanya berhenti dengan membuat pernyataan,†seru Sri Paus seperti dilansir Radio Vatikan (22/2).
Sejalan dengan Paus Fransiskus, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) dan organisasi lainnya langsung turun tangan. Selain bantuan pangan, WFP dan komunitas internasional lain memberikan bantuan pertanian.
Pemerintah Inggris telah menyiapkan dana sekitar Rp 3,3 triliun untuk membantu kelaparan di Sudan Selatan dan beberapa negara Afrika lain. Inggris tak sendirian. Uni Eropa juga memberikan bantuan, bahkan bagi pengungsi perang yang hijrah ke negara-negara tetangga.
Kehadiran Gereja
Gereja Katolik telah lama hadir ikut serta mengatasi perang dan kelaparan di Sudan Selatan. Bantuan itu lahir dari lembaga Caritas Sudan dan Caritas Internasional serta keterlibatan langsung para Uskup untuk perdamaian di negara pecahan Sudan itu.
Turunnya bantuan internasional memberi angin segar bagi jutaan korban kelaparan. Dari daerah rawa-rawa sekitar Sungai Nil, mereka bermunculan begitu mendengar bantuan makanan sudah datang. “Kami hanya bertahan dengan makan madu liar dan minum air sungai,†kata Nyambind Chan Kuar, seorang warga Sudan kepada bbc.com (27/2).
Upaya Gereja untuk hadir di tengah perang dan kelaparan di Sudan Selatan tidak serta merta diterima pemerintah. Kerapkali pemerintah menghantam para aktivis Gereja yang berjuang untuk perdamaian. Pada Selasa, 14/2, beberapa petugas pemerintah merusak sebuah toko buku Katolik. Beberapa saluran radio Gereja juga diputus.
Pelbagai insiden itu tak menghentikan Gereja Katolik untuk hadir di tengah krisis kemanusiaan di negara mayoritas Katolik dan Protestan itu. Dua hari setelah seruan Paus, Konferensi Para Uskup Sudan mengeluarkan seruan pastoral. “Bapa Suci menyatakan dukungan untuk Sudan Selatan. Kami telah menginstruksikan Caritas Sudan Selatan dan meminta mitra Caritas Internasional untuk bertindak segera, meringankan krisis kemanusiaan di Sudan Selatan. Kami juga mengajak seluruh masyarakat internasional melakukan hal yang sama,†demikian bunyi pernyataan itu.
Para Uskup juga menyampaikan kerinduan agar Paus Fransiskus mengunjungi Sudan Selatan di pengujung 2017. “Bapa Suci sangat prihatin dengan penderitaan rakyat Sudan Selatan. Ia mendoakan Anda semua, tetapi kedatangannya di sini akan menjadi simbol konkret kepedulian seorang ayah dan solidaritas dengan penderitaan Anda.â€
Edward Wirawan