Bersama Merawat Toleransi

95
[pusakaindonesia.org]

HIDUPKATOLIK.com - KASUS kebebasan beragama dan berkeyakinan serta kasus intoleransi terkait agama di Jawa Tengah selama 2016 mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selama periode Januari hingga Desember 2016, Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Jawa Tengah menemukan 20 kasus intoleransi. Pernyataan ini disampaikan Ketua Yayasan eLSA, Tedi Kholiludin dalam diskusi di aula Gereja St Theresia Bongsari, Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 12/1.

Menurut Tedi, dari tahun ke tahun selalu ada pengulangan motif dan pola kasus-kasus intoleransi. “Motifnya, seperti pembangunan ibadah dan penolakan acara buka puasa bersama,” katanya. Sementara itu, Kepala Paroki St Theresia Bongsari, Romo Eduardus Didik Chahyono SJ mengatakan, kegiatan ini perlu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kebebasan beragama. Tetapi yang paling penting adalah peran para aparat negara. “Aparat diharapkan berani melindungi masyarakat bila terjadi kekerasan,” ungkapnya.

Kegiatan ini menghasilkan tiga rekomendasi yang akan diusulkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Rekomendasi itu lebih seputar penguatan perspektif untuk meminimalisir tindakan-tindakan intoleran yang terjadi dalam masyarakat.

Yusti H.Wuarmanuk (Semarang)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini