HIDUPKATOLIK.COM-IMAM Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq, dilaporkan oleh Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP-PMKRI) ke SPKT Polda Metro Jaya, Senin (26/12). Ia dilaporkan lantaran dianggap melecehkan umat Kristiani dalam sebuah video yang berdurasi 21 detik di sosial media Twitter dan Instagram.
Dalam video tersebut, Habib Rizieq mengatakan, ‘kalau dia ngucapin Habib Rizieq selamat Natal, artinya apa? selamat hari lahir Yesus Kristus sebagai anak Tuhan, saya jawab Lam Yalid Walam Yulad, Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, kalau tuhan beranak, bidannya siapa?’.
Menanggapi hal ini Sekretaris Komisi Hubungan Antar Umat Beragama (HAK) Konferensi Waligereja Indonesia Romo Agustinus Ulahayanan menyampaikan tanggapannya terhadap situasi tersebut. Imam Keuskupan Amboina ini mengucapkan terima kasih atas pelbagai tanggapan dan komentar terhadap situasi bangsa Indonesia khususnya masalah kemajemukan dan toleransi antar umat beragama. Romo Agustinus memberikan beberapa catatan:
Pertama, baiklah usahakan agar kita para pengurus dalam bidang ini maupun umat kita jangan sampai terpancing dan membuat komentar atau beri pendapat apapun tentang iman dan agama lain yang tak dapat diterima baik oleh pihak tertentu.
Kedua, lebih baik kita cukup bertukar pikiran tentang iman dan agama kita saja, termasuk apa sebaiknya sikap atau tanggapan kita sehubungan dengan situasi yang ada, termasuk terhadap ungkapan-ungkapan orang lain tentang iman dan agama kita, tanpa membicarakan apa yang sepatutnya tidak boleh dibicarakan tentang iman dan agama orang lain.
Ketiga, khusus tentang Laporan PMKRI ke Polda Metro Jaya, perlu saya informasikan bahwa pihak PMKRI telah berkoordinasi dengan saya (setelah laporan disampaikan ke polisi) sesuai arahan Ketua KWI dan mereka juga telah audiensi dengan Ketua KWI. Walaupun mereka tidak konsultasi lebih duluan dan walaupun ada rupa-rupa pendapat yang mungkin berbeda diantara kita, namun marilah kita tetap menjaga kesatuan dan kebersamaan kita, menghargai unsur positif dari langkah yang telah diambil, dan memberi dukungan yang sepatutnya atas perjuangan dari orang-orang muda ini untuk membela keadilan, kebenaran dan kemajemukan dalam bingkai NKRI.
Romo Agustinus melanjutkan ,bisa saja kita berbeda cara pandang dan cara menyikapi aneka ungkapan yang melecehkan iman kita, tapi baiklah kita rapatkan barisan bersama PMKRI untuk memperjuangkan penghargaan yang sepatutnya dan adil atas iman dan eksistensi kekristenan kita di Republik kita tercinta ini. Patut kita nyatakan dengan jelas dan tegas kepada semua pihak bahwa, seperti kita senantiasa berusaha untuk tidak melecehkan dan tidak mengkafirkan umat beriman dan beragama lain, tidak menolak tapi berusah menghargai mereka apa adanya, atau seperti pihak lain tidak ingin dilecehkan atau dinista, tentu kita juga tidak ingin dilecehkan atau dinista oleh siapapun. tentu kita juga ingin dihargai oleh pihak lain, seperti pihak lain ingin dihargai dan seperti kita selalu berusaha menghargai pihak lain.
Kelima, sebelum Natal saya telah berkoordinasi dengan beberapa pimpinan Gereja-gereja Aras Nasional agar setelah natal dan Tahun Baru diadakan kajian dan tanggapan bersama secara tepat dan bijak atas ujaran-ujaran yang tak patut tentang kekristenan atau kekatolikan kita. Untuk itu saya mohon masukan. “Mohon maaf, bila selama ini kami diam dan baru beri beberapa catatan ini. Kami baru beri karena kami berusaha mencermati dan mencerna dulu pelbagai dituasi dan tanggapan yang berkembang. Juga mohon maaf bila ada hal yg tak berkenan di hati.
Yusti H.Wuarmanuk