HIDUPKATOLIK.com -Â Tiap suku dan agama punya andil dalam kemerdekaan bangsa ini. Mereka yang anti kemajemukan adalah orang-orang yang melupakan sejarah bangsa.
PERANG antara Indonesia dengan Jepang menjadi latar drama musikal “Satu Langit: Ketika Perjuangan Berbalut Luka dan Cinta†di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, Sabtu, 26/11. Desing peluru dan mortir menggelegar dalam gedung pertunjukan. Perang selalu memakan korban. Tragedi kemanusiaan itu diangkat dalam adegan para pejuang yang terluka dan dirawat di tenda-tenda pengungsian.
Babak muram dan mencekam sontak menjadi komedi dengan masuknya lima orang veteran ke atas panggung sambil bernyanyi. Identitas dan aksi para veteran mengocok perut penonton. Kelima orang yang saban hari berdiri di atas panti imam kali ini tampil di atas panggung. Mereka adalah Romo A. Susilo Wijoyo, Romo V. Rudi Hartono, Romo A.S. Antara, Romo H. Sridanto Ariwibowo, dan Romo Y. Ardianto.
Drama yang disutradarai Loly Hutapea terdiri dari dua babak. Inti pertunjukan itu mengisahkan tentang romansa sepasang kekasih yang diperankan Micky Octapatika dan Zilly Larasati. Kemerdekaan, kata Loly, lahir dari perjuangan yang penuh luka namun dijalani dengan cinta kasih.
Perjuangan para pahlawan, lanjut sang sutradara, mesti dihormati dengan menjaga keutuhan Indonesia. “Keanekaragaman budaya, suku, agama, dan ras jangan dijadikan sebagai perbedaan tetapi harus menjadi kekayaan bangsa,†ungkapnya.
Loly menyoroti gerakan-gerakan tertentu yang anti kemajemukan. Bagi dia, mereka adalah orang-orang yang lupa pada sejarah perjuangan para pahlawan yang telah berkorban demi Indonesia. “Bendera Merah Putih bukan sekadar kain, tetapi juga pesan untuk menghargai para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan,†tukas Loly.
Drama “Satu Langit†kental dengan budaya Batak. Meski demikian, kata Loly, yang ditonjolkan adalah ada banyak budaya dan etnis di bawah langit Indonesia. Ia menyarankan agar tiap masyarakat menjaga dan melestarikan budaya yang bhinneka itu. Upaya itu dimulai dengan menghargai budaya dan agama yang kita anut. Hasil penjualan tiket drama musikal akan didonasikan untuk para katekis di seluruh Indonesia.
Edward Wirawan
Laporan: A. Aditya Mahendra