NAMA Romo Koelman begitu lekat dalam hati alumni SMA de Britto generasi tahun 1970-an. Di sekolah dengan model pendidikan Kolese khas Jesuit di Yogyakarta itu, nama Romo Koelman seolah sudah ditulis dengan tinta emas bersama sederet nama formator lainnya. Namanya harum disandingkan dengan Romo J. Oei Tik Djoen SJ dan dua awam pendidik yang unggul, C. Kasiyo Dibyoputranto dan L. Subiyat. Mereka disebut empat serangkai yang berhasil berjuang menerapkan “pendidikan bebas†di SMA Kolese De Britto.
Pada masa itu, “pendidikan bebas†yang digulirkan empat serangkai itu ingin menjawab kondisi sosial yang berkembang di masyarakat. Kala itu, muncul gelombang pemikiran yang sulit menerima sesuatu yang berbeda dengan pandangan umum. Empat serangkai itu berhasil membendung gelombang pemikiran itu dengan “pendidikan bebasâ€. Mereka dibantu oleh Chr. Kristanto dan G. Sukadi.
Itulah sekelumit kisah Gerardus Koelman SJ, yang telah membuktikan dedikasinya sebagai seorang pendidik bagi generasi muda Gereja Indonesia, dan bangsa ini secara umum. Jesuit yang menghayati panggilan sebagai guru, pendidik, dan formator ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di dunia formasi. Selain menjadi Romo Pamong di Kolese De Britto, ia juga pernah menjadi Pamong di Kolese Loyola, Semarang, Jawa Tengah; Pembimbing Rohani para calon imam Keuskupan Malang; Pembimbing Rohani para calon imam Keuskupan Agung Jakarta (KAJ); dan staf formator di Seminari Tinggi KAJ.
Mantan Direktur Rumah Retret Panti Samadi Sangkalputung, Klaten, Jawa Tengah ini menghabiskan masa senjanya di Wisma Emmaus Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah. Pada Sabtu, 3/12, tepat pukul 04.55 WIB, guru setia ini menghembuskan nafas terakhir pada usia 85 tahun di Rumah Sakit Santa Elizabeth Semarang, setelah bergumul dalam kondisi kritis beberapa hari. Torehan nasihat dan semangatnya masih membara di hati para imam dan rasul-rasul awam yang pernah ia dampingi. Kenangan dari anak-anak didiknya yang mengalami masa pendidikan di bawah bimbingannya, terungkap dengan begitu indah di beberapa grup Whatsapp dan media sosial lainnya. Banyak mantan anak didiknya memberikan kesaksian hidup sang guru sederhana dan tegas ini. Selamat jalan, Romo…doakan kami yang masih melanjutkan perjuangan di dunia ini.
R.B.E. Agung Nugroho