Renungan Rabu,30 November 2016 : Penjala Manusia

204
[colleenspiro.blogspot.com]

HIDUPKATOLIK.com - Masa Adven I; Rm 10:9-18; Mzm 19; Mat 4:18-22

HARI ini adalah pesta St Andreas yang dipanggil Tuhan menjadi “Penjala Manusia”. Panggilan memang selalu diiringi dengan perutusan. Dalam bacaan pertama, Rasul Paulus dengan indah menguraikan pentingnya perutusan. “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan” (Rom 10:11), ia lalu menampilkan keahliannya dalam memaparkan serangkaian argumentasinya untuk menunjukkan perlunya karya perutusan agar semakin banyak orang mengenal kabar gembira itu, dan dengan demikian mendapatkan keselamatan (ay.14-15).

Dewasa ini, kiranya masih banyak orang yang haus akan Kabar Sukacita. Paus Fransiskus mencatat dalam Evangelii Gaudium bahwa “Bahaya besar yang dihadapi dewasa ini, yang ditandai terutama oleh konsumerisme, adalah kekeringan dan kegelisahan yang tumbuh dari rasa puas diri yang datang dari ketamakan hati…” (EG 2). Konsumerisme yang memanjakan jasmani kita mengabaikan dimensi rohani. Sampai pada titik tertentu, jiwa kita merana meskipun bertumpuk harta. Dalam situasi seperti ini, Sukacita Injil mungkin bisa menjadi obat penawar. Tapi bagaimana Injil bisa menjadi penawar kalau tidak ada yang memberitakan. Bagaimana mereka dapat memberitakan jika mereka tidak diutus?

Lalu? Adakah yang mau menanggapi situasi ini? Mungkinkah ada orang yang berkata seperti Nabi Yesaya, “Inilah aku, utuslah aku!”

V. Indra Sanjaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini