Renungan Sabtu, 5 Oktober 2016 : Ungkapan Hati Lazarus

316
[NN]

HIDUPKATOLIK.com - Pekan Biasa XXXI; Flp 4:10-19; Mzm 112; Luk 16:19-15

LAZARUS, si miskin, biasanya duduk di dekat pintu rumah orang kaya. Sehari-hari ia hanya mengharapkan makanan yang jatuh dari meja si kaya. Badannya penuh borok, bahkan sampai dijilati anjing. Salah satu cara membaca dan menikmati Firman Tuhan adalah masuk ke dalam perasaan yang dialami orang-orang yang dikisahkan. Kita mencoba membaca kisah ini dari sudut pandang yang lain.

Selama hidupnya, Lazarus berada di bawah, dihina, dijauhi orang banyak. Penderitaan, rasa haus dan lapar sudah menjadi identitas hidupnya. Ia menjadi pengemis bukan karena dia malas. Badannya yang penuh borok membuatnya tak bisa bekerja mencari uang untuk menopang hidupnya. Tak ada seorang pun yang mau mempekerjakannya. Jangankan bekerja, untuk bergerak saja kulitnya sudah seperti terbakar, sakit sekali.

Ketika wafat, Lazarus duduk di pangkuan Abraham. Penderitaannya selesai, rasa sakitnya hilang, semua masa lalu hidupnya yang sementara di dunia. Yang ada sekarang hanyalah kebahagiaan sejati dan abadi di rumah Bapa. Ia berbahagia bisa memandang wajah Allah di rumah-Nya yang abadi di surga. Ia mengalami kebangkitan dan keselamatan sejati.

Romo Josep Ferry Susanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini