EKSPLORASI BUDAYA BALI DI ASIAN LITURGY FORUM

133
Peserta Asian Liturgy Forum di pusat budaya Bali desa Batu Bulan, Gianyar Bali. (HIDUP/Antonius E Sugiyanto)

HIDUPKATOLIK.com – HARI ketiga Asian Liturgy Forum (ALF) diisi dengan kunjungan budaya ke beberapa tempat di Bali. Setelah diawali dengan Laudes dan perayaan Ekaristi, para peserta menuju ke Kabupaten Gianyar, Bali. Di desa Batu Bulan, Kabupaten Gianyar, para peserta berkesempatan melihat pertunjukkan Tari Barong dan Sendratari Bali, 13/10.

Cerita dalam sendratari berpusat pada upaya manusia dalam mengalahkan angkara murka. Pertemuan ini relevan dengan ALF yang mengangkat tema Sakramen Rekonsiliasi. “Cerita yang berfokus pada usaha manusia untuk mengalahkan angkara murka, hal ini selaras dengan Sakrame Rekonsiliasi yang juga menjadi tindakan manusia untuk mengalahkan kecenderungan negatif manusia yang sering kali menjadi penyebab manusia jatuh dalam dosa,” kata Romo Andre Era O Carm, salah satu peserta dari Indonesia.

Peserta dari mancanegara nampak antusias selala pertunjukkan. Tak henti mereka mengarahkan smartphone ke arah panggung untuk mengabadikan setiap gerakan penari. “Pertunjukkan ini sangat menarik saya sangat senang,” ungkap Romo John Heng peserta dari Taiwan. Ini untuk kali pertama Romo John ke Indonesia dan juga Bali. Ia mengungkapkan Indonesia sangat kaya dengan aneka budaya.

Asian Liturgy Forum (ALF) tahun ini digelar di Gereja Maria Bunda Segala Bangsa, Nusa Dua, Bali 10-14/10. ALF tahun ini merupakan edisi ke 20 pertemuan para penggiat liturgi di Asia. Indonesia mendapat giliran untuk menjadi tuan rumah perhelatan tahunan ini. Sebanyak 34 peserta datang dari luar Indonesia, selama lima hari peserta dari berbagai negara ini bergabung dengan sekitar lima puluh peserta dari Indonesia. Para peserta merupakan imam, suster, dan awam yang merupakan penggiat liturgi di keuskupan dan komunitas masing-masing di Asia.

Antonius E Sugiyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini