Renungan Kamis, 20 Oktober 2016 : Kesatuan

62
[marianews.com]

HIDUPKATOLIK.com - Pekan Biasa XXIX; Ef 3:14-21; Mzm 33; Luk 12:49-53

SATU ungkapan yang kita dengarkan hari ini mungkin membuat sedikit menger­nyitkan kening karena tidak sesuai dengan pemahaman umum tentang Yesus. “Kamu menyangka bahwa Aku datang membawa damai di atas bumi? Bukan, kata­-Ku ke­padamu, bukan damai, melainkan perten­tangan” (ay.51). Bagaimana ini? Bukankah baru kemarin kita bicara tentang damai se­jahtera atau eirene atau syalom? Tetapi ke­napa sekarang ini Tuhan kita mengatakan bahwa Ia datang untuk membawa “perten­tangan”, atau mungkin lebih baik perpecah­an (diamerismos)? Apa yang dimaksudkan?

Ini menjadi satu contoh agar kita berhati­-hati untuk tidak sembarangan mengutip satu ayat lepas dari konteks keseluruhan ayat tersebut. Kalau kita membaca perikop secara keseluruhan, bukan hanya satu kali­mat yang dikutip di atas, maka artinya cu­kup jelas. Kalau dalam satu keluarga non­ Kristiani, karena rahmat Allah, seorang akhirnya memutuskan memilih Tuhan Yesus sebagai juru selamat dan menjadi Kristen. Nilai-­nilai dan cara hidup Kristiani yang mulai ia hidupi, membuat ia tidak lagi sama dengan saudara­-saudara sekitarnya. Orang Kristen mesti menempatkan Kristus sebagai standar hidup. “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh piki­ran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Flp 2:5).

Lalu? Hidup ini mempunyai banyak as­pek dan dimensi. Dalam banyak hal, nego­siasi dan penyesuaian dengan orang lain mungkin diperlukan untuk menjaga kesa­tuan dan hubungan. Tetapi dalam hal-­hal tertentu mungkin kita mesti tetap berani memegang prinsip walaupun perpecahan mungkin mengancam.

V. Indra Sanjaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini