Menentang Korupsi, Lewat Pertunjukan Budaya

175
Tarian pembuka Reog Ponorogo oleh para siswa SMA Kanisius.
[HIDUP/A. Aditya Mahendra]

HIDUPKATOLIK.com – LANTUNAN aneka lagu Jawa Timur bergaung di lapangan sepak bola SMA Kolose Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat. Tarian Reog Ponorogo mencuri perhatian ribuan orang yang hadir dalam Pameran Pendidikan Perguruan Tinggi milik Tarekat Yesuit ini. Menurut Kepala SMA Kanisius, Romo Eduard C. Ratu Dopo SJ, pameran bertajuk “Commited to Excellence” berbeda dari tahun sebelumnya.

Tahun ini, kata Romo Edu, Kanisius ingin menunjukkan salah satu budaya Indonesia, yakni Ponorogo. Selain bentuk kepedulian dengan budaya Indonesia, Kanisius, lanjutnya ingin memperkenalkan keindahan budaya Indonesia kepada Perguruan Tinggi, baik dari dalam maupun luar negeri.

[nextpage title=”Menentang Korupsi, Lewat Pertunjukan Budaya”]

[HIDUP/A. Aditya Mahendra]
[HIDUP/A. Aditya Mahendra]
Para penari Reog adalah siswa kelas X. Pemilihan itu punya misi untuk mengajak para siswa aktif dalam kegiatan. Sebab, kecerdasan dan kepedulian tak cukup jika tanpa tindakan atau aksi. Tarian Reog dalam pameran pendidikan ke-16 itu punya makna. “Reog yang kita tampilkan ini menyimbolkan reaksi terhadap tindakan korupsi. Kami menentang hal-hal yang tak sesuai dengan nurani,” kata Romo Edu, Sabtu, 17/9.

Meski lembaga pendidikan tersebut diasuh oleh Serikat Jesus dan kental dengan nilai-nilai kekatolikan, Romo Edu menegaskan, sekolah yang dipimpinnya tidak berkarakter agamis, melainkan kebhinekaan yang dirangkul dalam semangat kristiani. “Pendidikan lokal, berwawasan internasional,” terangnya.

Romo Edu berharap, lewat pameran pendidikan, para siswa sanggup merajut masa depan dengan visi, misi, dan arah yang jelas. “Semua universitas menawarkan yang baik. Tetapi para siswa harus memilih sesuai talenta, bakat, dan kebutuhan masyarakat,” pungkasnya.

A. Aditya Mahendra
Editor: Yanuari Marwanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini