Renungan Rabu, 5 Oktober 2016 : Bapa Kami

132
[gospelbondservant.com]

HIDUPKATOLIK.com - Pekan Biasa XXVII; Gal 2:1-2. 7-14; Mzm 117; Luk 11:1-4

DOA Bapa Kami adalah doa yang selalu diucapkan orang Kristen dalam keadaan apapun. Doa versi Lukas ini memiliki berbagai perbedaan dibanding versi Mat 6:9-13. Salah satu perbedaan yang mencolok adalah bahwa Lukas sangat menekankan “suasana yang terus-menerus setiap hari” memohon rezeki penopang hidup, pengampunan dosa, serta penghindaran dari pencobaan. Lukas menekankan bahwa dalam doa kepada Allah Bapa yang paling penting dan paling utama adalah ketekunan serta tidak pernah jemu seperti yang digambarkan oleh sosok janda dalam “perumpamaan tentang hakim yang tak benar” (lih. Luk 18 :1-8).

Mengapa? “Allah tidak pernah tidur”, begitu pandangan tradisional masyarakat. Dalam kehidupan nyata, pandangan ini sangat menentukan moralitas. Allah tidak pernah melupakan umat-Nya. Karena itu kita bisa menyebut Dia sebagai Bapak, menjadi sumber tingkah laku serta relasi antarmanusia. Saat berbuat baik, kita tidak perlu sombong karena Allah-lah yang menilai. Ketika melakukan dosa, tak perlu disembunyikan karena Allah memandang dengan kemurahan dan belas kasih. Kehadiran Allah yang tidak pernah putus dalam kehidupan kita Imanuel membuat kita boleh menyebut Allah sebagai “Bapa kami”. Ini artinya, keilahian sudah datang dan tinggal dalam kehidupan manusia. Sebagai citra Ilahi, manusia adalah suci.

Henricus Witdarmono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini