HIDUPKATOLIK.com – ADMA Risma Ranta Bone, OMK yang berasal dari Keuskupan Agung Samarinda. Risma, sapaannya, dengan teman-temannya live in di paroki Yesus Gembala Baik Paniki Manado. Ia mengaku sangat senang bisa terlibat dalam acara Indonesian Youth Day 2016. Tinggal dalam keluarga dengan budaya berbeda memberikan pelajaran lain baginya. “Persaudaraan itu dirasakan lewat kebersamaan. Momen live in, ada bersama mereka (red keluarga tempat live in) jelas memberikan cara pandang baru bagi saya tentang apa dan bagaimana merajut persaudaraan,†ujarnya.
Di tempat live in, Risma berdinamika dengan OMK setempat dan mempelajari kebiasaan dan budaya Manado. Semua hal baru yang dia pelajari membuat Risma tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. “Sangat-sangat senang, walau kita berbeda, tetapi kita bisa bersaudara†ujarnya.
Keberbedaan memang bukanlah penghalang rajutan persaudaraan. Keberbedaan, kata Mgr Pius Riana Prapdi, Ketua Komisi Kepemudaan (Komkep) KWI, harus dianggap dan disadari sebagai rahmat. “Melalui kesadaran semacam itu orang muda bisa membangun persaudaraan dalam lingkungan sosial yang inklusif,†terang Mgr Riana dalam konferensi pers di Media Center IYD Pineleng, Manado, Senin, 3/10.
[nextpage title=”DARI AIR MENJADI ANGGUR”]
Setiap perbedaan, lanjut Mgr Riana, mengandung cara pengungkapan iman. Mengutip Paus Yohanes Paulus II, Mgr Riana menekankan, OMK memiliki kreativitas, energik yang bisa memberikan sumbangsih besar bagi kehidupan yang penuh persaudaraan.
Dalam lingkungan masyarakat Indonesia yang majemuk, OMK dipanggil untuk membawa persaudaraan. Karena itu, IYD merupakan ajang perayaan atas perbedaan itu melalui perjumpaan satu sama lain. Dalam perjumpaan itulah, Kristus hadir dan menyatakan diri. “IYD merupakan salah satu cara untuk menghadirkan dan menjumpai Kristus,†ungkap Mgr Riana.
Senafas dengan Mgr Riana, Mgr Josephus Suwatan MSC menilai, pengalaman kebersamaan antara OMK dengan OMK, OMK dengan masyarakat mengandung pesan persaudaraan lintas golongan, budaya dan perbedaan lainnya. Mgr Suwatan berharap, OMK yang datang sebagai air bisa pulang dari IYD menjadi anggur. OMK, kata Mgr Suwatan diharapkan menjadi tanda mujizat dan transformasi iman pada Yesus ke dalam persaudaraan yang tanpa sekat. “Kita memulai semangat persaudaraan yang baru dengan dimulai dari orang muda,†pungkas Mgr Suwatan.
Edward Wirawan (Manado)
Editor: Yustinus H. Wuarmanuk