KANONISASI TERESA, TOLERANSI DI CIKARANG

363
Perarakan lukisan dan patung St Teresa.
[Dok. Komsos Paroki Cikarang]

HIDUPKATOLIK.comKerabat Kerja Ibu Teresa dan Paroki Cikarang merayakan kanonisasi St Teresa dari Kalkuta. St Teresa adalah teladan nyata sebagai murid Kristus.

IBU Teresa menjadi saksi Kristus melalui karya pelayanan bagi yang termiskin di antara yang miskin. Dalam catatan hariannya, Ibu Teresa menulis, “Menurut darah, saya seorang Albania. Menurut kewarganegaraan, saya seorang India. Menurut iman, saya seorang suster Katolik. Tetapi panggilan saya untuk seluruh dunia. Hati saya, seluruhnya untuk Hati Yesus.”

“Ini berarti ia mengasihi Yesus sepenuhnya dan memberikan diri secara total dalam pelayanan. Semoga kita memiliki komitmen dalam hidup dan pelayanan, terutama di KKIT serta terus melayani dengan hati Yesus seperti teladan Ibu Teresa,” tandas Romo Paulus Dalu Lubur CICM dalam homili Misa Kanonisasi St Teresa dari Kalkuta.

Misa syukur ini diadakan Kerabat Kerja Ibu Teresa (KKIT) Jakarta, Minggu, 4/9, di Wisma Sahabat Baru Duri Kepa, Jakarta Barat. Misa yang dihadiri sekitar 100 anggota KKIT ini dipimpin Romo Paulus CICM didampingi Romo Vitalis C. Frumau OP.

Sebelum berkat penutup, beberapa orang membagikan pengalaman perjumpaan mereka dengan Ibu Teresa. Martha Tilaar yang hari itu merayakan ulang tahun ke-79, amat mengagumi sosok Ibu Teresa, bahkan ia menyematkan nama “Teresa” sebagai nama baptis putrinya.

Perintis KKIT Indonesia Lynda Gunawan dan Yohanes Wiranto Gunawan juga membagikan pengalaman mereka. Lynda berharap, anggota KKIT bisa terus meneladani Ibu Teresa. “Kami selalu ingat kata-katanya untuk melakukan perbuatan kecil, sederhana dengan cinta yang besar.”

 

[nextpage title=”KANONISASI TERESA, TOLERANSI DI CIKARANG”]

 

 

Bangun Toleransi
Pada hari yang sama, Paroki Ibu Teresa Cikarang menggelar Misa Perayaan Kanonisasi St Teresa di Aula Sekolah Trinitas, Komplek Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi. Turut hadir dalam acara ini tokoh lintas agama dan beberapa perwakilan dari jajaran TNI dan Polri daerah Bekasi.

Kepala Paroki Cikarang Romo Michael Wisnu Pribadi mengajak umat bersyukur atas kanonisasi Ibu Teresa. Ia mengatakan, Ibu Teresa bukan orang India, tapi rela datang ke sana untuk melayani orang miskin dan tersingkir. Ibu Teresa adalah contoh ideal hidup sebagai murid Yesus. Pada Misa ini, diberkati patung St Teresa dari Kalkuta setinggi sekitar satu setengah meter.

Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin mengungkapkan bahwa di negara yang berbhineka tunggal ika ini, toleransi menjadi cara hidup bersama dalam keragaman. “Saya ingin, kita semua satu hati, berpadu untuk kemajuan Bekasi,” kata bupati perempuan pertama Bekasi ini. Sementara K.H. Ahmad Gufron dari Forum Pembaruan Kebangsaan mengungkapkan, NKRI adalah harga mati. “Dengan adanya perbedaan kita semua saling menghargai.”

Maria Pertiwi/Antonius E Sugiyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini