Keluarga Katolik Sukacita Injil

316
Logo Sagki/Dokpen KWI

HIDUPKATOLIK.COM-SIDANG Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) ke-IV tahun 2015 dibuka dengan perayaan Ekaristi meriah. Perayaan ini dihadiri anggota Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan 37 utusan dari seluruh keuskupan dengan total peserta sebanyak 50 orang. Ketua Presidium KWI, Mgr Ignatius Suharyo berperan sebagai konselebran utama didampingi oleh para uskup di Ruang Sidang Utama Via Ranata, Bogor, Senin, 2/11.

Para Uskup saat Sagki 2015/Stefanus P. Elu

Mgr Suharyo menegaskan keluarga adalah kerahiman dan kemurahan hati Allah. Dengan berpatokan pada peristiwa Malaikan Gabriel mengunjungi Maria, Uskup Agung Jakarta ini menggarisbawahi bagaimana dialog dapat tercipta dalam perbedaan. Menurut Mgr Suharyo setelah malaikat meninggalkan Maria, dan setelah itu Maria tidak berjalan sendiri tetapi bersama orang lain seperti mengunjungi saudarinya Elisbeth. “Perjumpaan Maria dan Elisabeth menjadi cikal bakal perjumpaan Gereja Rumah Tangga dimana ayah, ibu dan anak-anak berkumpul, berjalan bersama, bersimpati bersama dalam persaudaraan menuju keselamatan kekal,” ungkapnya.

Sementara itu, Duta Besar Vatikan, Mgr Antonio Guido Filipazzi dalam sambutannya mengajak seluruh anggota Sagki dan umat Katolik agar selalu bersukacita dalam setiap kehidupan baik di tengah Gereja, masyarakat maupun keluarga. “Kita harus dapat membangun Gereja menjadi keluarga sejati, tempat kita masing-masing merasa dekat dengan Allah. Dan cara membangun adalah lewat sukacita.Semoga Yesus dan Maria melindungi keluarga kita sekalian,” harap Mgr Guido.

Dalam pemarapan materi ada beberapa materi yang dibawakan dalam kaitan dengan keluarga. Sosok kehidupan rumah tangga Katolik sederhana sebagaimana dikisahkan oleh Fransiskus Saragih dan istrinya Nurti br. Manurung serta dua anaknya yang menjadi pastor juga menginspirasi banyak keluarga katolik. Dalam sharingnya, Fransiskus mengatakan keluarganya merintis kehidupan dari kemiskinan. Mengandalkan pendapatan sebagai guru SD dengan empat anak laki-laki membuat Fransiskus dan Nurti cukup kesulitan dalam membangun kehidupan. “Tetapi kemiskinan tidak membuat kami menelorkan iman yang kuat kepada anak-anak kami. buktinya dua anak mau menjadi imam .”

Romo Paulinus Yan Olla MSF/ Stefanus P. Elu

Sedangkan Romo Paulinus Yan Olla MSF mengatakan, perlu ada pertobatan keluarga. Di tengah zaman yang semakin berkembang, keluarga terus tak lepas dari perkembangan zaman ini. Maka itu apa yang sudah dibicarakan dalam Sagki harus mendapat respon postif dari setiap orang termasuk pejabat Gereja. Percuma saja bicara soal keluarga tetapi pada level paroki tidak ada tindak lanjutnya. Nah para pejabat gereja perlu melakukan apa? gereja perlu melakukan pastoral gereja yang menampakkan wajah Allah yang membawa kegembiraan kepada setiap orang. “Pastoral kegembiraan yang menampakkan wajah Allah akan membuat setiap orang yang merasa tidak menemukan Allah akan berbalik dan mencintai Allah,” ujar Dosen STF Widya Sasana Malang ini.

Stefanus P. Elu

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini