Smartphone Mengancam Keluarga

98

HIDUPKATOLIK.comBapa Suci mengajak keluarga Kristiani untuk kembali ke meja makan guna menghidupi kembali keutamaan kebersamaan yang terancam oleh pengaruh smartphone.

Paus Fransiskus mengajak seluruh keluarga Kristiani agar memperkuat ikatan kebersamaan di meja makan. Kebersamaan itu kini terancam oleh hadirnya smartphone di meja makan. Saat ini, banyak keluarga dilanda krisis kebersamaan. Bapa Suci menyampaikan seruan itu dalam Audiensi Umum di Lapangan St Petrus Vatikan, Rabu, 11/11.

Paus menambahkan, ada keluarga yang tak pernah lagi makan bersama atau ngobrol saat jamuan makan. Mereka sibuk menonton televisi atau bermain smartphone. “Sangat disayangkan bila anak-anak juga ikut dalam situasi ini. Masing-masing berkomunikasi dengan orang lain di dunia maya, sedangkan keluarga yang sehari-hari bersamanya diabaikan,” ujar Bapa Suci.

Berkumpul di Meja Makan
Dalam keluarga, orang belajar tentang kebersamaan sejak usia dini. Inilah salah satu keutamaan keluarga Kristiani. Di situlah semua anggota keluarga bisa berbagi sukacita dan berkat yang mereka alami dalam hidup. Paus menegaskan, salah satu tanda yang paling nyata dalam membangun kebersamaan adalah ketika berkumpul di meja makan. “Ketika duduk dan makan bersama, bukan hanya berbagi makanan, tapi berbagi pengalaman sukaduka hari itu,” kata Bapa Suci menegaskan seperti dikutip CNA 11/11.

Menurut Bapa Suci, kebersamaan bagaikan termometer untuk mengukur kualitas hubungan keluarga. Jika ada yang salah atau luka yang tersembunyi, hal itu bisa tersingkap dalam kebersamaan. Tapi jika mereka saling mendiamkan, luka itu kian membekas dan lama kelamaan menghancurkan keluarga. Umat Kristiani didorong Bapa Suci untuk melihat kebersamaan sebagai panggilan hidup. Kebersamaan bukan hanya milik para selibater atau mereka yang hidup di biara, melainkan milik semua orang.

Sumber Kebersamaan
Keluarga Kristiani hendaknya belajar dari Yesus. Menjelang wafat-Nya, Ia mengumpulkan para murid dalam Perjamuan Terakhir. Saat makan bersama, Yesus mengungkapkan keluh kesah dan harapan kepada para murid-Nya jika kelak Ia meninggalkan mereka. “Inilah bukti spiritualitas kebersamaan –amanat Yesus– yang biasa dirayakan dalam Ekaristi. Cara dan kebersamaan Yesus dengan para murid dikenang hingga kini. Karena Yesus memberi kita Ekaristi sebagai makanan berupa Tubuh dan Darah-Nya, kita pun mesti mewujudkannya dalam hidup berkeluarga,” kata Bapa Suci.

Ekaristi adalah tempat di mana keluarga mewujudkan harapan kebersamaan dalam rumah kecil mereka. Kebersamaan universal dalam Ekaristi harus menjadi nyata dalam keluarga, khususnya saat makan bersama. Dengan mewujudkan hal ini keluarga menjadi tanda kasih Allah. Ekaristi menjadi “sekolah inklusif” di mana orang belajar peka dan peduli pada orang lain. Ekaristi mengingatkan bahwa Tubuh Kristus itu ada untuk dipecahkan dan dibagikan bagi semua orang. “Mari kita berdoa agar setiap keluarga yang berpartisipasi dalam Ekaristi membuka diri untuk kasih Allah dan sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan kasih sayang,” demikian Bapa Suci.

Yusti H. Wuarmanuk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini