PD Savio : Kaum Muda Merajut Hidup Rohani

146
Firman: Salah seorang anggota PD Savio menyampaikan renungannya berdasarkan Kitab Suci.
[NN/Dok.PDSavio]

HIDUPKATOLIK.com – Sudah 10 tahun, setiap Sabtu malam, sejumlah orang muda Katolik kota Padang berkumpul di Katedral, bersama-sama melakukan olah rohani.

Gisela Frisca Dewi Mulia, Jeffrey Ongga, Mikhael Teddy Pratama, memiliki cita-cita akan masa depan yang lebih bermakna. Bagi mereka, cita-cita itu tidak hanya sekadar kesuksesan materi dan jabatan. Bersama orang muda Katolik di Kota Padang, khususnya dari Paroki Katedral St Theresia dari Kanak-Kanak Yesus Padang, mereka membentuk kelompok Persekutuan Doa Muda-mudi Karismatik Katolik (PDMKK).

PDMKK ini pada mulanya merupakan bagian dari Persekutuan Doa (PD) St Katarina Katedral. PD Katarina dikembangkan di Padang pada tahun 1980-an atas inisiatif dari seorang umat Paroki Katedral, Engeline Linawati. Sekitar tahun 1983 PD Katarina diterima Keuskupan Padang secara resmi. Badan Pengawas Keuskupan kemudian mengutus seorang pastor untuk menjadi pendamping kelompok doa ini. Kini RD Dr Alex Suwandi menjadi pastor pendamping untuk kelompok ini.

Selanjutnya, pada 2004 sekelompok anak muda berinisiatif untuk melepaskan diri dari PD Katarina. Akhirnya, mereka membentuk PD St Dominikus Savio.

Berelasi dengan Tuhan
“Saya bergabung bersama PD Savio pada Oktober 2012. Awalnya saya enggan bergabung kerena ada kata karismatik,” ujar Frisca, yang kini menjadi wakil koordinator PD Savio. Ia mengisahkan, suatu ketika ia bertemu Teddy dan Jeffri dalam sebuah seminar bertemakan Hidup dalam Roh. Frisca merasa tersentuh dengan seminar tentang Roh itu. “Jika ingin mengetahui lebih dalam tentang kelanjutan dari seminar, kamu bisa bergabung dengan kami di PD Savio,” tutur Frisca mengulangi ajakan Jefri dan Teddy saat itu.

Tanpa pikir panjang, Friska bergabung. Setelah terlibat, ia merasa orang muda tidak saja dituntut untuk merumuskan kegiatan jasmaniah, tetapi juga rohaniah. “Melalui doa, pujian, Ekaristi, dan merenungkan firman Tuhan, orang muda dihantar kepada suatu hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan,” katanya.

Menurut Frisca, anak-anak muda yang aktif di kelompok doa ini patut diacungi jempol. Setiap malam Minggu, ketika orang muda pada umumnya mengisi kegiatan dengan mencari keramaian diluar rumah, orang muda PD Savio justru berkumpul untuk berdoa dan sharing iman.

Pengalaman yang sama dialami Jeffrey dan Teddy. Jeffrey bergabung dengan kelompok ini pada November 2010, sedangkan Teddy sebulan sebelumnya. Motivasi awal mereka sangat sederhana, yakni ingin memiliki teman. Lama kela – maan, mereka merasakan sesuatu yang istimewa dalam persekutuan ini. “Saya sebenarnya hanya ingin berada di antara para teman muda. Ternyata Tuhan ‘menarik’ saya ke persekutuan ini dengan memberi sahabat yang tidak saja banyak tetapi berguna,” kata Jeffrey yang kini menjadi koordinator Seksi Doa.

Teddy mengaku bahwa sudah mengetahui keberadaan PD Savio sejak 2008. Saat itu ia masih menganggap ke Gereja hanya sebuah kewajiban. Kemudian pada 2010, ia mengikuti kegiatan pastoral sekolah yang dibawakan oleh PD Savio. Karena rasa ingin tahu, ia mengajukan pertanyaan- pertanyaan pada teman-teman di PD Savio. Mereka justru mengajaknya bergabung ke komunitas itu. Seiring berjalannya waktu, Teddy kian berubah, dari yang biasanya malas ke gereja menjadi rajin, bahkan aktif dalam kegiatan menggereja. Ia merasakan kasih Tuhan dalam hidupnya. Di PD Savio, kini ia bertugas sebagai koordinator Seksi Pujian.

Tidak Melulu Doa
“Awalnya saya menganggap kegiatan karismatik itu bukan milik umat Katolik,” ujar Frisca. Pemikiran itu berubah, ketika ia diperkenalkan dengan berbagai kegiatan PD Savio. Mereka menggunakan doa-doa Gereja Katolik, seperti Bapa Kami dan Salam Maria. Mereka menyanyikan lagu-lagu Gereja dan lagu-lagu pop rohani. Selain itu, mereka memiliki pastor pembimbing. Mereka memiliki waktu Adorasi dan merayakan Ekaristi sebagai puncak kehidupan rohani. Misalnya, setiap pelantikan kepengurusan baru selalu dirayakan dengan Ekaristi.

PD Savio rutin bertemu pada Sabtu malam di Paroki Katedral. Sedangkan pada Selasa malam, mereka mengadakan training course (TC), kemudian doa malam bersama. TC bertujuan sebagai latihan bagi anggota untuk membawakan firman. Firman itu diambil dari Kitab Suci, lalu salah seorang dari mereka menyampaikan renungan singkat. Setiap pertemuan dan Adorasi selalu ada sharing iman berdasar kan firman dari anggota. Mereka mengadakan Adorasi setiap minggu ketiga. Untuk rapat pengurus, mereka mengambil hari Minggu akhir bulan. Kepengurusan kelompok ini berganti setiap dua tahun.

Meski komunitas ini fokus pada kegiatan rohani, mereka tidak menutup diri terlibat dalam berbagai aksi sosial. Mereka memiliki agenda tahunan untuk melakukan kegiatan sosial, seperti kunjungan ke panti jompo dan panti asuhan. Selanjutnya, jika ada anggota atau umat Katolik yang sakit, mereka melakukan kunjungan. Biasanya mereka mendoakan.

Menurut Frisca, Jeffrey dan Teddy, selain mendapat teman, komunitas ini telah memberi perubahan rohani pada diri mereka. Misalnya, ketika melakukan puji-pujian, mereka merasa tidak hanya bernyanyi, tetapi dapat meresapi lagu-lagu yang dinyanyikan. “Kami mendapat suasana doa yang baik, sehingga merasa lebih dekat Tuhan,” ungkap mereka.

Sampai saat ini sekitar 40-an orang muda yang secara aktif mengikuti kegiatan rutin PD Savio. Menurut mereka, sebenarnya ada banyak orang muda yang terlibat tetapi tidak rutin. Mereka hanya datang sesekali untuk mengikuti kegiatan. Karena itu, mereka mengajak siapa saja untuk bergabung di PD Savio, yang memiliki harapan besar bagi perkembangan iman orang muda Katolik Keuskupan Padang. Itulah sebabnya komunitas ini bersifat terbuka bagi siapa saja.

A. Benny Sabdo/Dendi Sujono

HIDUP NO.04 2014, 26 Januari 2014

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini