Lenteng Agung, Jakarta Selatan: Pesta Negeri Pelangi

139
Pentas seni anak-anak di Pesta Negeri Pelangi.
[Erik BW]

HIDUPKATOLIK.com – Menyambut liburan sekolah, sekitar 530 anak berkumpul dan bermain bersama di hamparan rumput halaman depan Panti Asuhan Desa Putera di Srengseng Sawah, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu, 3/7. Mereka bergembira bersama dalam sebuah acara yang diadakan Komunitas Sant’Egidio bertajuk ‘Pesta Negeri Pelangi’.

Anak-anak ini ada yang bermain bola di Atambua, bermain bakiak race di Kupang, atau pun sibuk melempar anak panah di Nias. Bagaimana mungkin mereka dapat berpindah dari satu kota ke kota lain dengan cepat? Kota-kota itu hanyalah nama dari masing-masing stand permainan yang ada di acara ini.

Kota-kota ini mewakili 16 daerah tempat Komunitas San’t Egidio berkarya. Komunitas Sant’ Egidio mengajak anak-anak peduli terhadap sesama. Ada tabungan yang harus mereka isi dengan sisa uang jajan pribadi. Setelah terisi, Komunitas Sant’ Egidio akan menyumbangkan uang ini untuk anak-anak penyandang cacat di Panti Asuhan Tri Asih.

Di Negeri Pelangi ini, setiap anak dihimbau menyumbangkan alat tulis. “Walaupun hanya satu buku atau satu pensil saja, itu sudah bagus,” ujar Ketua Panitia Yolanda Octavia. Kak Giok, sapaannya, mengatakan, “Negeri Pelangi dipilih sebagai tema, karena melambangkan dunia masa depan yang lebih bersolidaritas, mencintai bumi, dan alam seisinya.”

Anak-anak berbaur gembira menikmati aneka permainan tanpa memperdulikan teriknya sinar mentari pagi hingga siang hari itu. Selain mendapatkan sebuah tas yang berisi kaos, topi, dan air mineral, mereka mendapatkan berbagai makanan ringan dan paket makan siang yang dinikmati bersama dengan para anggota komunitas Sant’Egidio.

Turut hadir dalam acara ini, Pastor Francesco Marini SX, Pastor Kepala Paroki Ratu Rosari Jagakarsa Agus Riyanto MSF, dan Direktur Panti Asuhan Desa Putera Bruder Tarcisius BM. Komunitas Negeri Pelangi yang pertama kali muncul di Roma tahun 1968 dan berkarya di Indonesia tahun 1990 di Padang, Sumatera Barat, ini mengajarkan berbagai hal terkait masalah kemanusiaan.

R.B. Yoga Kuswandono,
Laporan: Erik BW, Rosiany T. Chandra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini