Pesta Nama Paroki Meruya dan Paroki Tomang

485
Romo Andrianus Pristiono o Carm

HIDUPKATOLIK.com – PADA 16 Juli 1251, St Simon Stoks mendapatkan penampakan Bunda Maria. Saat penampakan itu, Bunda Maria terlihat memegang sekapulir dan berkata kepada Simon Stock. “Simon inilah tanda previligiku bagimu dan bagi seluruh Ordo Karmel, dan tanda pelindung bagi siapa saja yang menggunaka skapulir ini akan dibebaskan dari api neraka dan diselamatkan.”

Adegan penampakan Bunda Maria kepada St Simon Stock ini menjadi pembuka dari khotbah yang disampaikan Romo Adrianus Pristiono OCarm saat memimpin Misa Pesta Nama Paroki Maria Kusuma Karmel Meruya Keuskupan Agung Jakarta,16/7. Romo Pristiono melanjutkan, para masa awal berdiri, Ordo Karmel memerlukan adanya previligi. “Mengapa Simon minta previligi, Vatikan mengeluarkan aturan tidak diperkenankan lagi membuat serikat baru.

Dengan adanya kebijakan ini, setiap ordo yang didirikan harus bergabung ke dalam tiga kelompok ordo besar yang ketika itu sudah ada yaitu OSA (Ordo St Agustinus), OFM (Ordo Fransiskan Minor), dan Ordo Dominikan atau disingkat OP. Untuk itu, lanjut Romo Pristiono, Karmel meminta previligi meminta hak khusus lewat doa-doa yang dipanjatkan seluruh serikat. “Peristiwa penampakan bunda Maria kepada Simon Stoks ini diteguhkan oleh Paus Urbanus IV lewat bulla sabatin. Dalam bulla ini juga terdapat seruan untuk mempromosikan pemakaian skapulir seperti yang dipakai bunda Maria saat menampakkan diri kepada Simon Stock.”

Dari peristiwa iman St Simon Stock dan juga kisah mukjizat di Kana, mengajarkan kepada setiap orang Katolik untuk jangan pernah meragukan peran Maria sebagai pengantara doa-doa. “Maria tak pernah gagal karena Maria diberikan oleh Yesus kepada Kita. Setiap penampakan maria menjadi bukti. Gereja dalam hal ini selalu berhati hati. Lordes, Fatima itu diselidiki dengan sangat ketat,” kata Romo Pristiono.

Selain di Paroki Meruya, peristiwa penampakan Maria ini juga dirayakan di Paroki Maria Bunda Karmel Tomang. Di paroki ini, Misa menjadi semakin meriah karena dibawakan dalam inkulturasi budaya Jawa. Sepanjang Perayaan Ekaristi, semua lagi dibawakan dengan iringan Gamelan Jawa.

Di KAJ, Paroki Meruya dan Paroki Tomang, keduanya menjadikan Maria dari Gunung Karmel sebagai pelindung. Kedua paroki ini juga dilayani para imam dari Ordo Karmel (Ordo Fratrum Beatissimæ Virginis Mariæ de Monte Carmelo).

Pada tahun ini Paroki Meruya sudah berusia 25 tahun. Sedangkan Paroki Tomang sudah berdiri sejak tahun 1974.

Antonius E. Sugiyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini