Trias Kuncahyono : Mensyukuri Kebhinnekaan

425
Trias Kuncahyono
[HIDUP/Antonius E. Sugiyanto]

HIDUPKATOLIK.com - SEBAGAI seorang jurnalis senior, Trias Kuncahyono sering bepergian ke negara-negara di Jazirah Arab. Suatu kali tepat pada perayaan Natal, ia pergi ke Beirut, Libanon bersama seorang sahabatnya yang beragama Islam. Trias terkejut melihat pohon Natal yang dipasang tepat di depan Masjid Agung di Beirut.

“Ini bener di depan masjid ada pohon Natal,” kata Trias kepada temannya. Hal yang sama terjadi di Libanon bagian selatan, Trias menemukan semarak Natal yang sama di daerah itu. Temannya lalu menjelaskan bahwa di Libanon, Natal adalah perayaan tradisional. Cerita ini diungkapkan Trias dalam seminar yang diadakan FMKI-KAJ di Unika Atmajaya Jakarta, akhir Maret lalu.

Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas ini heran, di Libanon orang bisa dengan bebas mengungkapkan identitas keagamaannya. Ia berpendapat, di Indonesia seharusnya juga terjadi demikian. Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa, tidak mungkin dapat hidup bersama tanpa menerima fakta kemajemukan. “Kalau sepakat bahwa kemajemukan adalah rahmat, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kita memaknai rahmat itu?”

Kebhinnekaan yang menjadi identitas Indonesia sebenarnya indah, dan merupakan mukjizat Tuhan. Keanekaragaman budaya dan kekayaan alam yang melimpah bagi negeri ini seharusnya disyukuri. “Tak mungkin Indonesia ini ada tanpa menerima fakta kemajemukan,” kata alumni SMA Seminari Menengah Mertoyudan ini.

Antonius E. Sugiyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini