HIDUPKATOLIK.com -Â SEEKOR merpati bersuara merdu, tiba-tiba dibuat pingsan hanya dengan menjentikkan ujung jari. Dalam hitungan ketiga, merpati itu seketika bangkit lagi. Ini bukan kisah rekaan atau cerita dongeng. Ini sungguh terjadi pada saat penyuluhan tentang bahaya narkoba yang menjadi bagian Jambore Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) di Buperta Cibubur, akhir April lalu.
Malam itu, Brigjen Pol. Viktor Pudjiadi berkesempatan menyampaikan penyuluhan tentang bahaya narkoba dengan diselingi pertunjukan sulap. Viktor adalah staf ahli di Badan Narkotika Nasional (BNN). Dengan metode semacam ini, materi penyuluhan lebih mudah dipahami peserta.
Viktor mengungkapkan, modus penyelundupan dan peredaran narkoba terus meningkat. Kondisi ini mengharuskan setiap orang waspada terhadap peredaran narkoba. Menurutnya, memenjarakan pecandu bukanlah solusi. “Saat ini, aturan yang berlaku di Indonesia, tidak semua orang yang menjadi pecandu akan diproses hukum. Pecandu diharapkan menjalani rehabilitasi, mereka yang diproses hukum adalah bandar dan pengedar narkoba,†ungkap umat Paroki St Theresia Menteng, Keuskupan Agung Jakarta ini.
Sebagai seorang Polisi, Viktor saat ini menyandang berbagai prestasi. Karena kepiawaiannya memainkan sulap, Viktor bahkan pernah dianugerahi Merlin Award International Magicians Society. Anugerah prestisius untuk para pesulap internasional. Ia juga mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia karena lulus menjadi dokter termuda Indonesia pada usia 19 tahun.
Antonius E. Sugiyanto
