HIDUPKATOLIK.COM – Yeh. 12:1-12; Mzm. 78:56-57.58-59.61-62; Mat. 18:21-19:1
“TUHAN, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”
Angka tujuh dalam pemahaman orang Yahudi adalah kesempurnaan. Dalam kitab Kejadian, Tuhan menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Setelah selesai, Ia beristirahat pada hari ketujuh. Jika tujuh saja sudah sempurna, apalagi tujuh puluh kali tujuh. Yesus menghendaki kita mengampuni yang bersalah kepada kita secara sempurna. Bukan hanya itu, Yesus berpesan agar kita selalu siap mengampuni kembali saat sesama kita kembali menyakiti hati kita.
Pengampunan itu memang tidak mudah, namun sungguh membebaskan. Bukan hanya membebaskan orang lain yang bersalah kepada kita dari rasa bersalahnya. Namun juga membebaskan kita dari sikap menghakimi sesama seolah kitalah Tuhan. Bukankah kita juga rindu diampuni Tuhan karena kita juga mudah jatuh dalam dosa yang sama?
Saat orang lain kembali melakukan kesalahan yang sama kepada kita, maukah kita juga mengampuninya seperti kita pun ingin diampuni Tuhan atas kekeliruan kita yang “itu-itu lagi”?
Pastor Bobby Steven Octavianus Timmerman, MSF
Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kreator YouTube “Keluarga Katolik Rm. Bobby MSF”