Terobosan Penting “Tanjung Selor Youth Day”

29
Tanjung Selor Youth Day di Dumaring. (HIDUP/Felicia Permata Hanggu)

HIDUPKATOLIK.COMTANJUNG Selor Youth Day (TSYD) 2024 ini layak kita beri apresiasi setinggi-tingginya. Di tengah maraknya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, pemimpin Gereja Lokal dalam hal ini Uskup Tanjung Selor, terus melakukan pendampingan orang muda Katolik (OMK) tanpa henti. Gelaran TSYD adalah bukti terkini, bagaimana Uskup Paulinus Yan Olla, MSF ingin orang mudanya tak kehilangan eksistensinya sebagai generasi pemilik Gereja masa kini dan masa depan.

Orang muda Tanjung Selor pun menyambutnya dengan semangat yang berkobar-kobar. Jarak tempung berjam-jam – belasan jam – melalui jalur darat mereka jabani agar sampai ke Dumaring, tempat TSYD ini digelar. Tak hanya itu. Untuk bisa hadir, ada kontingen yang tak kehabisan akal supaya mereka memperoleh dana yang memadai. Sebut saja, jualan pakis, gelar layar tancap dan lain-lain. OMK di perkotaan, apalagi kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, Surabaya, dan lain-lain barangkali tak perlu seberkeringat itu untuk memperoleh dana yang dibutuhkan.

Uskup Tanjung Selor, Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF (tengah) bersama para imam dan peserta Tanjung Selor Youth Day di Paroki Dumaring, Kaltara. Foto: HIDUP/Felicia Permata Hanggu

TSYD diwarnai dengan pelbagai kegiatan yang dimaksudkan untuk mendorong orang muda menyadari panggilan hidupnya – di masa mudanya ini – untuk menjadi mulut, tangan, telinga, kaki, hati Yesus. Diformulasikan dengan menjadi misionaris muda milenial.

Dalam rankaian mata acara TSYD, para peserta yang berasal dari paroki-paroki di Keuskupan diinapkan di rumah-rumah umat. Model-model kegiatan seperti ini jamak dilakukan dalam gelaran event orang muda, termasuk pada Indonesian Youth Day (IYD) di Palembang dan World Youth Day (WDY) di Portugal tahun 2023 lalu. Sembari para peserta mendapat masukan dari sejumlah penggiat orang muda, namun live in tak pelak lagi menjadi kesempatan istimewa bagi orang muda merasakan secara nyata denyut kehidupan umat. Kendati, para peserta juga berasal dari paroki-paroki pedalaman, namun merasakan kehidupan baru di tempat yang berbeda akan membawa suasana dan energi baru. Selain itu, perjumpaan dengan sama orang muda dari paroki lain menjadi kesempatan emas untuk menimba pengalaman dan kekuatan untuk melangkah bersama menghadapi tantangan yang tidak ringan saat ini dan ke depan.

Paus Fransiskus dan para pendahulunya, dari WYD ke WYD terus menerus berusaha merangkul orang muda. Melalui para Bapa Suci tersebut, Gereja menyadari, orang muda jangan dibiarkan sendirian dalam keramaian (baca: tawaran) dunia yang amat menggiurkan ini! Orang muda harus dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman iman yang teguh. Jika tidak demikian, orang muda akan mengalami kekeringan alias kehampaan iman dan hidup. Mereka akan mencari “jalan lain” semisal jalan pintas, yang mudah, instan, serba wah, gemerlap namun kosong makna dan akan menenggelamkan masa dan makna hidup mereka yang masih panjang.

Inisiatif Mgr. Paulinus dan Gereja Lokal Tanjung Selor untuk memeluk orang mudanya adalah salah satu cara menyertai orang muda dalam kehangatan Gereja yang ramah, aman, dan nyaman. Gereja – melalui para pendampingnya – menemani orang muda, berjalan bersama alias bersinode, menjadi misionaris muda milenial yang handal dan tangguh.

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 30, Tahun Ke-78, Minggu, 29 Juli 2024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini