Rayakan Pesta Perak, Komunitas Suster Carmelite Misionaris Sedayu: Rasa Syukur atas Dedikasi

80
Foto bersama para suster dan konselebran.

HIDUPKATOLIK.COM – Suasana biara suster Carmelite Misionaris Sedayu tampak semarak, Minggu, 2/6/2024. Hari itu komunitas merayakan 25 tahun kehadiran di Paroki Santa Teresia Sedayu, Yogyakarta dan berdinamika bersama umat setempat.

Peringatan pesta perak mereka diwujudkan dalam Ekaristi syukur konselebrasi bersama 8 imam (Tarekat OCD, CSsR) yang dipimpin oleh Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat, Pastor A. R. Yudono Suwondo.

Pastor Suwondo menyampaikan rasa syukur atas dedikasi yang diberikan para suster CM juga atas pelayanan suster membantu reksa pastoral umat Sedayu. Dengan makin menguatnya doa bagi kesetiaan para imam, biarawan biarawati, juga akan meningkatkan bertumbuh kembangnya panggilan hidup bakti.

Para konselebran yang mempersembahkan Ekaristi.

Ia mengatakan tentang perintah kepada beberapa orang muda untuk mempersembahkan korban bakaran dan menyembelih lembu jantan yang diwujudkan sebagai korban keselamatan kepada Tuhan. Keberanian untuk berkorban. Hidup kita ini adalah korban. Para suster meninggalkan keluarga diutus ke mana-mana. Mereka menahan diri dan mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan. Korban yang dimaknai dengan tepat bukan sebagai korban tetapi sebagai persembahan.

Menurut Pastor Suwondo, semua akan menjadi berkat dan rahmat yang membuahkan keselamatan. Apalagi korban dari darah Kristus itu akan menyelamatkan raga dan jiwa kita. Ada kisah tentang Beato Carlo Acutis yang mengatakan bahwa apa yang dialami dengan derita dipersembahkan untuk Gereja, Paus, orang yang mengalami penderitaan. Jangan pernah melewatkan Ekaristi. Apa pun yang dialami dengan hidupnya, baik sakitnya maupun suka duka yang lain, hendaknya semua dipersembahkan kepada Tuhan. Ada tokoh yang dioperasi kankernya tetapi tidak mau dengan anestesi. Dia mengandalkan Tuhan. Perjumpaan dengan Tuhan dalam Ekaristi mengubahnya. Ekaristi merupakan anugerah amat besar. Ekaristi adalah apa yang Allah lakukan bagi kita dan bagaimana saya menanggapinya.

Dikatakannya, Ekaristi bukan tampilan lahiriah. Dalam Ekaristi Allah yang agung hadir dan dibagikan untuk kita. Yesus dalam roti yang dibagikan kepada banyak orang secara sama. Ini sama dengan Yesus 2000-an tahun yang lalu. Bukan bunga atau lainnya. Ada aneka ujud yang dikaitkan dengan Ekaristi ini merupakan hal-hal baik yang dianugerahkan Allah kepada kita. Allah mau kita santap, masuk dalam diri kita yang tidak suci. Kepada kita diberikan kekuatan dan harta luar biasa. Kehadiran para imam menampakkan gereja yang kudus, Katolik, dan apostolik.

Pembaruan Kaul Hidup Bakti

Dalam kesempatan ini juga dilakukan pembaruan kaul hidup bakti bagi para Suster CM yunior dari seluruh Indonesia untuk waktu setahun ke depan. Penyampaian kaul disaksikan oleh Suster Monica Meo, CM selaku pemimpin komunitas dan diterima oleh Wakil Pemimpin Delegasi CM, Suster Maricel M Humpai, CM.

Suster wakil Delegasi Pemimpin Umum bersama para suster yunior yang memperbarui kaul.

Melengkapi peringatan tersebut disampaikan pula tanggapan masyarakat atau umat setempat atas kehadiran para suster CM.

Dikatakan oleh Celcius Suhartanto yang mewakili umat, selama ini para suster menghidupi kesederhanaan secara nyata. Banyak pekerjaan dilaksanakan secara mandiri, masak, merawat rumah dan lingkungan. Mereka juga bersosialisasi dan berkomunikasi dengan umat secara baik. Para suster mau mengenal mengunjungi eluarga-keluarga dan berdialog dengan umat. Dari dialog itu ternyata para suster tampak rendah hati. Meskipun mayoritas suster berasal dari luar Yogyakarta, namun mereka sangat menghormati budaya setempat. Suster juga mau melibatkan diri dalam kegiatan lingkungan dan masyarakat. Diharapkan hal-hal baik makin meningkat, sehingga panggilan hidup bakti pun bertumbuh subur di kalangan keluarga umat.

Veronika Murwaningsih (Kontributor, Yogyakarta)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini