Ketua Presidium DPP Wanita Katolik RI, Elly Kusumawati Handoko: Ibu Soelastri Telah Memberikan Contoh …

298
Elly Kusumawati Handoko

HIDUPKATOLIK.COM Pembaca yang budiman, Redaksi menerima sambutan Ketua Presidium DPP Wanita Katolik RI, Elly Kusumawati Handoko dari Sekretariat Jenderal DPP WKRI pada petang ini, Sabtu, 22/6/2024. Sambutan ini ditujukan kepada anggota WKRI di seluruh penjuru Nusantara dalam rangka menyambut perayaan Seabad WKRI, 26 Juni 2024. Perayaan puncak akan digelar di Yogykarta. Berikut ini sambutan lengkapnya:

Presidium Dewan Pimpinan Pusat WKRI periode 2023-2028: Elly Kusumawati Handoko (tengah) Lusia Willar (kanan),
Kho Whie Hong (kiri) berfoto bersama seusai pelantikan pada Kongres di Jakarta, 2023. (Dok. Humas WKRI)

SALAM Nusantara! Segenap Anggota Wanita Katolik RI yang berbahagia! Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang mahakuasa karena rahmat-Nya yang begitu besar telah membimbing, mengarahkan, dan menguatkan perjalanan organisasi Wanita Katolik RI sampai usia 100 tahun.

Dalam suasana yang penuh sukacita ini, saya mengajak seluruh pengurus dan anggota organisasi untuk mengingat kembali semangat dan sikap dasar dari pendiri organisasi Wanita Katolik RI. Lahirnya organisasi Wanita Katolik RI pada tahun 1924, didorong oleh panggilan untuk menghormati dan mengangkat harkat serta martabat manusia (khususnya perempuan dan anak).

R. A,. Y. Maria Soelastri Soedjadi Darmoseputro

Keprihatinan utama dari Ibu Soelastri dan kawan-kawan pada saat itu adalah semakin terpinggirkannya hak-hak perempuan dan emansipasi yang telah diinisiasi oleh R. A. Kartini, pada kenyataannya masih sangat jauh dari apa yang dicita-citakan. Perendahan terhadap harkat dan martabat kaum perempuan serta anak itu pulalah yang menjadi keprihatinan sekaligus semangat perjuangan organisasi Wanita Katolik RI selama seratus tahun terakhir.

Perjuangan untuk menghormati dan mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan ini dilakukan oleh seluruh pimpinan dan anggota organisasi di semua jenjang; mulai dari ranting, cabang, daerah dan pusat. Perjuangan ini dilakukan secara khas, aktif dan mandiri di semua wilayah NKRI berdasarkan prinsip Solidaritas – Subsidiaritas dan ditopang oleh nilai-nilai dasar organisasi Asih, Asah dan Asuh.

WKRI DPD Keuskupan Agung Merauke melaksanakan bakti sosial Posyandu Binaan (Foto: Dok. WKRI)

Jika kita menengok sejarah, organisasi Wanita Katolik RI juga turut serta menginisiasi terselenggaranya Kongres Perempuan Pertama pada tanggal 22 Desember 1928. Keterlibatan aktif Organisasi Wanita Katolik RI dalam Kongres Perempuan tersebut juga diakui oleh Negara dengan pemberian penghargaan melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), pada 22 Desember 2021 yang lalu.

Organisasi Wanita Katolik RI diakui sebagai Organisasi Perempuan yang terlibat aktif dalam Kongres Perempuan I pada 22-25 Desember 1928 dan sampai saat ini masih diakui sebagai organisasi yang berperan dalam memajukan kesejahteraan perempuan Indonesia. Selain itu, Kementerian Dalam Negeri juga mengakui Wanita Katolik RI sebagai Organisasi Masyarakat (Ormas) yang turut “Merawat keberagaman” di NKRI dan memberikan penghargaan sebagai Organisasi Masyarakat (Ormas) Bidang Kategori Khusus Bakti Sepanjang Hidup (Long Life Achievement), pada tanggal 6 November 2018.

Pembagian nasi bungkus oleh WKRI Cabang Blok B, Keuskupan Agung Jakarta. (Dok Pribadi)

Ibu Soelastri telah memberikan contoh bagaimana perempuan mempunyai kekuatan menghadapi persoalan dan keprihatinan masyarakat pada jaman itu. Para pendahulu kita, yang telah memasuki purna bakti, juga telah melakukan hal yang sama, yakni berjuang untuk menghadapi keprihatinan dan tantangan masyarakat dari jaman ke jaman. Bagaimanakah dengan seluruh anggota dan pengurus organisasi pada jaman ini: perjuangan macam apa yang dapat dilakukan untuk menghadapi keprihatinan dan tantangan masyarakat di masa depan?

Pada saat memasuki abad kedua organisasi, kita semua harus semakin bersemangat dalam memperjuangkan harkat dan derajat perempuan serta anak-anak karena persoalan yang dihadapi sekarang ini semakin kompleks, salah satunya adalah kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi digital di satu sisi membawa dampak positif untuk kehidupan umat manusia, tetapi disisi yang lain, jika tidak dihadapi secara cerdas dan bijak juga akan membawa pengaruh negatif bagi perempuan dan anak.

Oleh karena itu, untuk menghadapi keprihatinan dan tantangan masa kini dan masa depan, seluruh anggota dan pengurus organisasi diajak untuk meningkatkan kualitas diri untuk menjadi pelaku perubahan, yakni mewujudkan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera, berdasarkan kasih. Peningkatan kualitas diri itulah yang ingin dicapai dan diwujudkan melalui tema perayaan satu abad organisasi, “GERAKNYA BUDI MEMBANGUN PRIBADI, MEWUJUDKAN PERADABAN KASIH.”

Agustina Asa dari WKRI Atambua saat membagikan bantuan kepada korban tanah longsor baru-baru ini di Atambua, NTT.

Oleh karena itu, saya mengajak seluruh anggota dan pimpinan organisasi di semua jenjang, agar kita tidak hanya berhenti pada rasa syukur, gembira dan sukacita yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan selebrasi; tetapi juga berusaha untuk meningkatkan kualitas pribadi dalam semua aspek kehidupan dan karya bagi kesejahteraan bersama.

Peningkatan kualitas pribadi merupakan suatu kebutuhan dan tuntutan yang harus dipenuhi, agar organisasi Wanita Katolik RI semakin lebih banyak berperan dan terlibat aktif dalam mewujudkan peradaban kasih di tengah-tengah masyarakat saat ini.
Perayaan 100 tahun Organisasi Wanita Katolik RI diharapkan menjadi momentum “Kelahiran Kembali”, yakni dengan mengingat kembali semangat, sikap dan tindakan pendiri organisasi, pendahulu dan purnabakti.

WKRI Cabang St. Yoseph Pelindung Pekerja Manado menyediakan takjil untuk silahturahmi di Masjid Al Furqan, Manado.

Semoga inspirasi dari pendiri organisasi dan keprihatinan serta tantangan masyarakat pada jaman ini semakin memotivasi kita semua untuk meningkatkan kualitas pribadi sebagai anggota organisasi, agar Organisasi Wanita Katolik RI dan seluruh anggota serta pengurus “Semakin Berarti” bagi masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, lebih aktif dan berani berkarya di luar altar.

Kegiatan WKRI menyongsong seabad WKRI di Keuskupan Tanjung Selor, Kalimantan Utara. (Foto: Ist.)

Saya mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua anggota dan pimpinan organisasi yang selama ini telah berjalan dan berjuang bersama dalam merawat dan memajukan organisasi di semua jenjang.

Akhirnya, dengan penuh syukur, saya mengucapkan, “Dirgahayu Satu Abad Wanita Katolik Republik Indonesia! Selamat memasuki abad kedua perjalanan pelayanan dan pengabdian Organisasi Wanita Katolik RI bagi Gereja dan Negara Kesatuan Republik Indonesia!”

Elly Kusumawati Handoko

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini