National Schools Debating Championship 2024 Resmi Dimulai, Unika Atma Jaya Jadi Tuan Rumah 

90
Yuda Turana (kanan) dan Maria Veronica Irene Herdjiono berfoto bersama seusai konferensi pers (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

HIDUPKATOLIK.COM – National Schools Debating Championship (NSDC) – sebuah kompetisi debat berbahasa Inggris tingkat SMA se-Indonesia yang diselenggarakan setiap tahun oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) dan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi – tahun ini resmi dimulai pada Kamis (20/6/2024) di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta Selatan.

Sebanyak 111 peserta yang mewakili 36 provinsi dan satu Sekolah Indonesia Luar Negeri mengikuti program yang berlangsung selama empat hari tersebut.

Maria Veronica Irene Herdjiono (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

“Tujuannya menciptakan generasi emas tahun 2045 yang siap membangun Indonesia. Dua indikator utama adalah bisa meningkatkan perekonomian – sumber daya manusia bisa meningkatkan perekonomian – dan membawa nama harum bangsa. Itu dua talenta emas yang kami harapkan bisa kami cetak dari proses ajang yang diselenggarakan tahun ini,” ujar Kepala Puspresnas dan Plt. Kepala BPTI, Maria Veronica Irene Herdjiono, saat konferensi pers.

Semua peserta adalah para juara di tingkat provinsi, imbuhnya. Untuk itu, selain kompetisi, tujuan lain yang ingin dicapai adalah membangun jejaring di antara mereka dan meningkatkan pemahaman mereka tentang Bhinneka Tunggal Ika.

Terkait isu yang diangkat dalam program tersebut, ia menjelaskan bahwa semua isu terkait dengan berbagai peristiwa yang terjadi di dunia, antara lain lingkungan hidup dan Sustainable Development Goals (SDGs). 

“Ini yang menjadi fokus untuk anak-anak (agar mereka) bisa mulai menggali informasi secara lengkap, memikirkan secara kritis, dan menyampaikan pendapat berdasarkan informasi dan olahan critical thinking yang mereka lakukan,” ungkapnya.

Selain menjadi wahana seleksi delegasi Indonesia menuju World Schools Debating Championship (WSDC), ia juga menegaskan bahwa tindak lanjut dari NSDC adalah pembinaan. 

“Jadi seperti Pelatnas. Mungkin tidak juara I, II, dan III saja, tapi kami memperluas skopnya, bisa jadi sampai 10 atau 20 besar, untuk melihat kembali (talenta mereka). Kami mengirim mereka ke WSDC sehingga kami bisa mengetahui bagaimana jejak seseorang dari prestasi tingkat dasar sampai perguruan tinggi dan dari tingkat daerah sampai internasional. Mutiara-mutiara ini, hasil talenta ini, nantinya bisa dipetik dan bisa dimanfaatkan dalam arti positif, bisa mendukung pembangunan Indonesia,” katanya.

Tuan Rumah    

Sementara itu, Rektor Unika Atma Jaya, Yuda Turana, menyebut keterlibatan Unika Atma Jaya sebagai tuan rumah NSDC 2024 sebagai satu kehormatan.

Yuda Turana (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

“Ini anak-anak muda, para juara dari berbagai provinsi kumpul di level nasional untuk mempersiapkan dan mewakili bangsa Indonesia di level internasional. Jadi satu kehormatan,” ujarnya.

Menurutnya, Unika Atma Jaya tengah menyiapkan Atma Jaya Emas 2045. 

“Mereka adalah pemimpin masa depan sehingga acara yang positif seperti ini, berpikir kritis, berbicara tentang berbagai hal di sekitar, berbicara tentang masalah global, bukan hanya sekadar lomba, tapi bagaimana anak-anak muda ini sudah mulai dilatih, tidak berpikir untuk diri sendiri, tapi kepentingan di sekitarnya, kepentingan nation, dan kepentingan masalah global,” imbuhnya.

Bagi Unika Atma Jaya, katanya, NSDC 2024 merupakan satu forum positif. Alasannya, amanah yang diemban Unika Atma Jaya selama ini bukan soal Semanggi dan Jakarta melainkan Indonesia.

“Jadi Atma Jaya cukup bangga. Satu kehormatan diberi kesempatan untuk menjadi host kumpulnya para pemimpin masa depan, menjadi tuan rumah para juara se-Indonesia,” ungkapnya. 

Ia pun menawarkan beasiswa penuh kepada mereka. 

“Dalam bahasa joke, kami tidak memberi voucher tapi semua peserta yang juara ini kami beri beasiswa full untuk kuliah di Atma Jaya. Silakan memilih keminatan dan keunggulannya,” tegasnya.

Katharina Reny Lestari

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini