HIDUPKATOLIK.COM – 1Raj. 2:1-4,10-12; MT 1Taw. 29:10,11ab, 11d-12a, 12bcd; Mrk. 6:7-13
YESUS mengutus para murid dengan pesan: “…jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju” (Mrk. 6:8-9). Sebagai utusan Tuhan tidak perlu meribetkan diri dengan berbagai prasarana dan syarat, melainkan percaya akan penyelenggaraan ilahi. Utusan mengandalkan Tuhan dalam perutusannya.
Perutusan murid adalah memberitakan bahwa orang harus bertobat, mengusir setan, mengoles orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka (Mrk. 6:12-13). Kini perutusan itu melekat kepada orang beriman. Setiap umat ditetapkan sebagai murid yang menjadi alat kasih-Nya mewartakan dan menunjukkan kebaikan Tuhan entah kapan dan di mana pun berada.
Seluruh kehidupan kristiani kita adalah panggilan sekaligus perutusan. Dipanggil dan diutus lewat hidup dan tugas-tugas keseharian. Konkretnya dapat dikatakan bahwa tempat atau medan perutusan kita adalah hidup, keluarga atau komunitas, lingkungan, tempat kerja di mana saja kita berada, dalam interaksi atau kegiatan – kegiatan yang di dalamnya kita terlibat dan aktif, berelasi, dsb. Dipanggil dan diutus berarti umat berupaya agar orang disekitarnya dapat mengalami kebaikan Tuhan.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)