Menyambut Transisi Kepemimpinan Penggembalaan di KAMS

352
Uskup Agung Makassar, Mgr. John Liku Ada (kanan) dan Uskup Agung Koajutor Terpilih, Mgr. Fransiskus Nipa. (Foto: Dok KAMS)

HIDUPKATOLIK.COM – PADA hari Kamis, 1 Februari 2024 akan berlangsung sebuah momentum besar nan bersejarah di Keuskupan Agung Makassar (disingkat KAMS). Keuskupan dengan luas wilayah mencakup Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah) akan mendapatkan seorang Uskup Agung Koajutor.

Paus Fransiskus

Paus Fransiskus telah menetapkan Pastor Fransiskus Nipa sebagai suksessor Uskup Agung Makassar saat ini, Mgr. John Liku Ada’ pada saat Vatikan menerima dengan sepenuhnya penguduran diri Mgr. John selalu Uskup Agung Makassar. Mgr. John seperti diketahui umum telah mengajukan pengunduran diri kepada Takhta Suci (Vatikan) karena sudah mencapi usia 75 tahun sesuai ketentuan Kanonik.

Berbeda dengan Uskup Auksilier, seorang Uskup Koajutor punya hak untuk menggantikan secara otomatis uskup yang mengundurkan diri di keuskupan yang bersangkutan. Uskup Auksilier tidak. Belum tentu seorang Uskup Auksilier akan menggantikan kendati dalam pelbagai kesempatan Uskup Auksilier juga diangkat menjadi uskup definitif. Vatikan memang sudah punya tata kelola yang sudah baku dan teruji selama berabad-abad soal pemilihan/pengangkatan seorang gembala utama (termasuk Paus).

Penahbisan Uskup Fransiskus Nipa diharapkan akan membawa angin segar bagi KAMS yang sudah lebih dari 30 tahun digembalakan oleh Mgr. John. Selain karena Uskup Terpilih merupakan putra asli Toraja, karakter penggembalaannya diharapkan akan menjadi energi baru bagi KAMS.

Dalam satu kesempatan, Mgr. John Liku Ada’ (tengah) menyambut Presiden Joko Widodo di Makale, Toraja, disaksikan Pastor Albert Arina (kanan). (Foto: Dokpri)

Jumlah umat KAMS dengan tiga wilayah pronvinsi memang sangat kecil, bahkan tak sebanding dengan populasi penduduk di masing-masing provinsi. Namun demikian, kehadiran umat dengan penggembalaan yang berkarakter kuat diharapkan akan menjadi penanda bagi masyarakat kebanyakan. Kawanan kecil umat Katolik akan menjadi kawanan yang mampu menjadi ‘pembeda’ yang kreatif di tengah perubahan dan perkembangan zaman di Sulawesi.

Berapa lamakah proses peralihan atau transisi penggembalaan dari Mgr. John kepada Mgr. Fransiskus Nipa bukanlah suatu hal yang perlu diperdebatkan. Bisa lama dalam arti tertentu, bisa juga lebih awal. Makassar membutuhkan seorang gembala yang siap ‘bertarung’ di arung jeram medan pastoral. Sewaktu masih muda, Mgr. John terkenal dengan aksi blusukaannya ke stasi-stasi di pedalaman.

Sebagai imam yang tergolong senior dan berpengalaman, kita berharap Uskup Terpilih akan mampu menggembalakan umat KAMS ke padang yang hijau. Tantangan yang akan dihadapi tentu saja sebagian barangkali masih sama namun sebagian lain sudah jauh berbeda.  Dekenat-dekenat yang telah eksis selama ini memiliki dinamika dan tantangan tersendiri.

Mgr. John Liku Ada’ memimpin Misa di Gereja Makale, Toraja tahun 2018. (HIDUP/F. Hasiholan Siagian)

Sebagai projo Makassr, Mgr. Nipa mengetahui secara detil kekuatan dan kelemahan masing-masing dekenat. Begitu juga dengan para imam yang akan menjadi rekan atau perpanjangan tangannya ke paroki/stasi-stasi terjauh; juga tarekat-tarekat yang berkarya di KAMS. Para awam pun tak bisa luput dari reksa pastoral sang gembala baru kendati masih belum secara penuh akan memimpin KAMS ke depan. Sekali lagi kita berharap, proses transisi kepemimpinan penggembalaan di KAMS akan berjalan dengan baik demi pertumbuhan Gereja di bumi Sulawesi.

Majalah HIDUP, Edisi No.03, Tahun Ke-78, Minggu, 21 Januari 2024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini