Surat Gembala Keuskupan Purwokerto: Berjalan Bersama Menuju Indonesia Damai

157
Surat Gembala Keuskupan Purwokerto

HIDUPKATOLIK.COM – Uskup Keuskupan Purwokerto, Mgr. Christophorus Tri Harsono, mengajak umat Katolik di wilayah keuskupannya untuk berjalan bersama menuju Indonesia Damai dengan “sehati-sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, dan satu tujuan tanpa mencari kepentingan sendiri/kelompok atau puji-pujian yang sia-sia.” 

Hal ini disampaikan prelatus itu dalam Surat Gembala setebal dua halaman yang ditandatangani pada Hari Minggu Adven III, 17 Desember 2023.  

Menyinggung bacaan Injil hari itu, Mgr. Tri menyebut Yohanes sebagai saksi tentang cahaya yang sebenarnya, yakni Yesus Kristus. Yohanes bersaksi, tidak berdusta, tidak menipu atau membohongi sesama demi kedudukan. 

“Situasi politik akhir-akhir ini, khususnya yang terkait pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan calon legislatif, baik pusat maupun daerah, dan pemilihan kepala daerah (gubernur, bupati, dan walikota), cenderung menunjukkan turunnya secara drastis kualitas demokrasi,” ujarnya.

“Biaya politik yang mahal menggoda orang menempuh segala cara untuk mencapai tujuan dan untuk mengembalikan biaya yang dikeluarkan. Di sana-sini, para calon juga tidak segan menerabas hukum, melakukan politik uang, menghalalkan nepotisme, dan melanggengkan dinasti politik, sehingga dapat membahayakan demokrasi. Jika hal-hal tersebut dibiarkan terus, harapan menuju Indonesia Emas 2045 akan sangat sulit tercapai.”

Ia memberi perhatian pada kaum muda, khususnya Gen Z dan Gen Millenial, yang adalah pemilik masa kini dan masa depan bangsa. Jika mereka salah arah, kehidupan masa depan bangsa akan rusak, bahkan hancur. 

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah dan para tokoh agama untuk memberdayakan kaum muda sesuai talenta mereka, karena mereka harus mendapat kesempatan untuk menjadi warga negara yang kompeten dan kritis.

Ia juga mengingatkan soal politik identitas berdasarkan suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA) yang rawan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mencapai tujuan kontestasi politik. 

Selain itu, Mgr. Tri menyebut beberapa isu lain yang perlu mendapat perhatian serius, antara lain kemiskinan, ketidakadilan, korupsi, kolusi, nepotisme, ketimpangan sosial, diskriminasi, intoleransi, radikalisme, terorisme, pemanasan bumi, penggundulan hutan, perubahan iklim, dan perubahan demografi.

Ia mendorong umat Katolik di wilayah keuskupannya agar terlibat aktif dalam pesta demokrasi sehingga lahir pemimpin-pemimpin baru yang memegang teguh Pancasila dan UUD 1945, menghormati kebhinnekaan, memiliki integritas, mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau golongan, mempunyai keberpihakan kepada kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel serta memiliki rekam jejak yang terpuji, menjunjung tinggi martabat manusia.

“Dalam kesempatan ini, saya mengajak umat Katolik, Saudara-Saudari semua, sebangsa dan setanah air, untuk saling bergandengan tangan dan dengan tulus hati mendukung pemerintah kita. Kita semua wajib bekerja sama untuk dapat membuat kebijakan yang adil, komprehensif, dan bersifat segera. Dengan demikian, hal-hal yang mengganggu pencapaian kita sebagai bangsa bermartabat bisa disingkirkan,” ujarnya.

Katharina Reny Lestari

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini