Pejuang HAM Indonesia Terima Medali Kehormatan dari Timor Leste

112
Hendardi (nomor dua dari kiri) saat menerima Medali Kehormatan (Dok. SETARA Institute for Democracy and Peace)

HIDUPKATOLIK.COM – Hendardi, salah satu pendiri SETARA Institute for Democracy and Peace – sebuah organisasi berbasis di Jakarta Selatan yang didedikasikan untuk ide bahwa setiap orang harus diperlakukan sama sementara menghormati keberagaman, telah menerima penghargaan Medali Kehormatan (Medal of Honor) dari pemerintah Timor Leste pada Senin (27/11/2023) di Dili, Timor Leste. 

Medali Kehormatan, yang merupakan pengakuan kepada individu-individu yang dianggap telah berjasa atau berkontribusi positif bagi masyarakat Timor Leste, dianugerahkan oleh pemerintah Timor Leste dalam rangka peringatan Hari Kemerdekan Republik Demokratik Timor Leste yang dirayakan pada tanggal 28 November.

Hendardi, kini berusia 66, telah menggelorakan aktivisme civil society sejak 1979 ketika ia memimpin Komite Pembelaan Mahasiswa. Dua tahun kemudian, ia memimpin Dewan Mahasiswa Institute Teknologi Bandung (ITB). 

Hendardi (kanan) dan Jose Ramos Horta (Dok. SETARA Institute for Democracy and Peace)

Ia lantas memilih menjadi pengabdi bantuan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) di LBH Bandung dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mulai 1983 hingga 1996, ketika ia membidani lahirnya Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI), yang dipimpinnya hingga 2004. 

Setahun kemudian, ia membentuk SETARA Institute for Democracy and Peace. Hingga kini ia masih menekuni organisasi ini.

Dedikasinya pada demokrasi, HAM, dan kemanusiaan membuatnya dipercaya menjadi anggota Tim Pencari Fakta Meninggalnya Munir (Keppres 111/2004), Komisi Penyelidik berbagai pelanggaran HAM di Komnas HAM, dan Tim Gabungan Pencari Fakta di Mabes Polri. Selain itu, ia juga memperoleh sejumlah kepercayaan lainnya, seperti Panitia Seleksi berbagai jabatan di beberapa lembaga negara.

Ia juga pernah menerima penghargaan bergengsi dari Human Rights Watch (1991), Warga Kehormatan dari Walikota Rapid City State of South Dakota, USA (1999), Paul Harris Fellow dari The Rotary Foundation of Rotary International (2000), Kementerian HAM (2000), dan Man of The Year (2000). 

Pada 1999, ia mulai lekat dengan Timor Timur saat itu karena melakukan investigasi peristiwa Santa Cruz (1991) dan membuka mata internasional untuk melakukan intervensi kemanusiaan hingga pemenuhan hak self-determination bagi masyarakat Timor Timur. Ia terus berada di sisi Xanana Gusmao ketika jajak pendapat dilakukan pada 1999 hingga melepas Xanana Gusmao dari tahanan rumah Salemba menuju Kedutaan Inggris, kemudian ke Australia, lalu kembali ke Timor Timur.

“Apa yang dilakukan Hendardi dalam aktivitasnya di Timor Timur saat itu adalah menjalankan misi dan diplomasi kemanusiaan, yakni mengungkap fakta pelanggaran HAM, yang nyaris tidak terungkap. Tidak ada hal lain yang diperjuangkan kecuali atas dasar kemanusiaan. Penghargaan Medali Kehormatan dari rakyat dan pemerintah Timor Leste sesungguhnya bentuk penghargaan dedikasi Hendardi pada pemajuan dan perlindungan HAM,” ujar Direktur SETARA Institute for Democracy and Peace, Halili Hasan, dalam rilis pers yang diterima HIDUPKATOLIK.COM.

“Medali Kehormatan yang diterima oleh tokoh HAM Indonesia ini sekaligus menjadi penanda tali kasih antara Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste. Tali kasih ini akan memperkuat hubungan kedua negara dalam memajukan, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia di masing-masing negara termasuk setidaknya di ASEAN.”

Katharina Reny Lestari

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini