Red Wednesday: Ketika Gereja-gereja Berwarna Merah

454
Katedral Stephan di Vienna dengan pancaran cahaya merah saat Red Wednesday.

HIDUPKATOLIK.COM – Sekitar 130 bangunan gereja, biara dan beberapa gedung pemerintahan di Austria pada Rabu malam (15/11/2023) berwarna merah! Sekelompok aktivis melakukan prosesi dari halaman Stephansplatz di depan Katedral Stephan, Wina dengan dipimpin Uskup Franz Scharl (Uskup untuk komunitas berbahasa asing di Keuskupan Agung Wina) dan didampingi seorang imam Nigeria, Ikenna Okafor. Mereka membawa light stick berwarna merah dan berjalan sekitar 2 km sampai ke Karlskirche (Gereja Karolus Boromeus) dan melakukan Perayaan Ekaristi disana.

Bukan hanya gereja-gereja di wilayah Keuskupan Agung Wina yang malam itu berwarna merah, melainkan juga di keuskupan lain di wilayah Jerman dan beberapa negara lain termasuk Portugal, Brazil, dll. Hal ini terjadi bukan karena suatu bentuk demonstrasi atau persiapan Advent, melainkan sebagai aksi Red Wednesday (Rabu Merah).

Karlskirche (Gereja Karolus Boromeus) yang berwarna merah pada Red Wednesday 15 November 2023 (Foto dari Kathpress Keuskupan Agung Wina).

Makna apa yang mau disampaikan dengan cahaya merah tersebut? Yaitu keprihatinan akan berbagai tindak penganiayaan dan tekanan yang dialami umat Kristen sejak berabad-abad lampau di berbagai belahan dunia. Selama ini telah terjadi banyak kasus penganiayaan terhadap umat Kristen di seluruh dunia. Timur Tengah misalnya, tempat lahirnya kekristenan justru terjadi banyak penindasan hingga terancam akan menjadi wilayah “bebas Kristen”, yang berarti tidak ada lagi umat Kristen di sana. Serta masih ada lagi umat Kristen di berbagai belahan dunia yang mengalami ketidakadilan, termasuk juga Indonesia dengan terjadinya beberapa pemboman di saat ibadah berlangsung atau sulitnya mendapat izin pembangunan gereja.

Sejak tahun 2015, sebuah organisasi di Eropa, Kirche in Not (Gereja yang Membutuhkan) melaksanakan peringatan #RedWednesday sebagai momen solidaritas untuk secara khusus mendoakan Gereja di seluruh dunia yang teraniaya dan menderita.

Pelaksanaan awal berlangsung pada Rabu terakhir di bulan November 2015, saat patung Kristus di Rio de Janeiro disinari cahaya merah. Lalu menyusul 2016 air mancur Trevi di Roma juga disinari cahaya merah. Sacre Coeur di Paris, gedung Parlemen Inggris dan Westminster Abbey serta katedral di Manila juga menyala pada November 2017. Berlanjut pada 2018 Colosseum di Roma juga “berkobar” dengan warna merah. Pada pelaksanaan di tahun-tahun berikutnya, setiap keuskupan boleh menentukan sendiri waktu pelaksanaan Red Wednesday, tidak harus pada Rabu terakhir, tapi di salah satu Hari Rabu di Bulan Oktober.

Pelaksanaan Red Wednesday di Wina, Austria

Menteri Kebudayaan Austria, Susanne Raab (dari Partai ÖVP) memberi perhatian pada situasi genting umat Kristiani di seluruh dunia. Dalam sambutannya di Stephansplatz (15/11/2023) ia mengatakan, “Sangat mengejutkan bahwa jutaan umat Kristiani yang saat ini tinggal di sekitar 50 negara di seluruh dunia, baik di Korea Utara, Timur Tengah atau Afrika berada dalam keadaan tertindas dan dianiaya karena iman mereka.“ Kegiatan ini diselenggarakan oleh organisasi Kirche in Not (Gereja yang Membutuhkan), yang bekerja untuk memberi perhatian khusus pada penganiayaan global terhadap umat Kristen.

Jumlah umat Kristen yang teraniaya meningkat setiap tahunnya, kata politisi tersebut, yang merujuk pada “Indeks Penganiayaan Dunia 2023” yang dikeluarkan oleh organisasi bantuan Open Doors (Pintu Terbuka). Akibatnya, lebih dari 360 juta orang Kristen menghadapi penganiayaan dan diskriminasi “tingkat tinggi hingga ekstrim”. “Situasi mereka terus memburuk dalam beberapa tahun terakhir,” kata Raab. Penganiayaan terbesar terhadap umat Kristen terutama terjadi di Korea Utara, Somalia, Yaman, Eritrea, Libya, Nigeria, Pakistan, Iran, Afghanistan dan Sudan. “Penting bagi saya untuk memberi perhatian terhadap situasi buruk ini,” tegas Raab.

Tahun ini Parlemen Austria sekali lagi bergabung dengan kampanye Red Wednesday, yang bermandikan lampu merah mulai Senin (13/11) malam. Pada awal penyalaan, perwakilan dari semua partai berkumpul di depan gedung parlemen bersama dengan Presiden Dewan Nasional Wolfgang Sobotka (dari partai ÖVP) dan direktur nasional Kirche in Not Herbert Rechberger.

“Dengan menerangi parlemen, sebagai Presiden Dewan Nasional Austria, saya ingin memberikan contoh dan berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran dalam perjuangan melawan penganiayaan terhadap umat Kristen,” kata Sobotka menjelaskan dukungannya sebelumnya. “Sangat tidak dapat diterima jika seseorang menjadi korban kekerasan dan penindasan karena keyakinannya.”

Semoga aksi Red Wednesday ini bukan hanya menjadi sebuah pesan perdamaian dan penghentian penganiayaan bagi umat beragama Kristen, melainkan bisa menggugah hati kita semua bahwa setiap manusia berhak merasakan hidup yang damai dan tenteram, apapun agama atau keyakinannya.

Sr. Bene Xavier MSsR, Kontributor, Vienna, Austria

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini