HIDUPKATOLIK.com -Â Berbicara tentang perbuatan baik, jangan lagi memandang agama atau suku.
LOKET pendaftaran pemeriksaan kesehatan telah dibuka sejak pagi. Sekitar 1600-an warga dari lima Rukun Warga di kawasan Teluk Gong, Jakarta Utara, membanjiri loket pendaftaran yang berada di Sekolah Stella Maris, Minggu, 26/3. Hari itu, ada pemeriksaan kesehatan untuk warga sekitar.
Bakti sosial kesehatan ini merupakan inisiatif Badan Pembaruan Karismatik Katolik Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Mereka bekerjasama dengan Paroki St Philipus Rasul Kapuk, Klinik drg Noto, PT Cityneon, PDKK St Lukas, PDKK Dekanat Barat 2, Perduki Chapter Selatan 1, dan Wali Umat Budha Indonesia (Walubi).
Ada tiga jenis pemeriksaan yang dapat warga peroleh di kegiatan itu, yakni kesehatan umum, pemeriksaan gigi, dan mata. Khusus untuk pemeriksaan gigi, ada 17 alat yang disediakan oleh Klinik drg Noto. Klinik itu juga mengutus 38 dokternya untuk menjamah warga.
Tak hanya itu, panitia juga membagikan sekiar 800 kacamata bagi warga yang membutuhkan. Seluruh kacamata merupakan sumbangan Perduki Chapter Selatan 1. Sementara untuk obat-obatan disumbang Walubi.
Menyaksikan keterlibatan lintas kelompok dan keyakinan dalam bakti sosial itu, Kepala Paroki Kapuk Romo Donatus Anggur CP mengutip pendapat Lurah Penjagalan, Maskur, mengatakan, saat berbicara soal perbuatan baik, jangan lagi memandang agama atau suku. Bakti sosial ini, lanjutnya, senyawa dengan program KAJ lima tahun ke depan. Dalam Arah Dasar (Ardas) KAJ berniat menanamkan Pancasila dalam kehidupan umat Katolik. “Pancasila juga bisa menjadi jalan untuk meraih kekudusan,†ujarnya. “Inilah salah satu cara kami untuk semakin mewujudkan semangat Ardas KAJ dalam kehidupan masyarakat,†imbuh Romo Donatus.
Noto Husodo Widodo menambahkan, keterlibatan kliniknya dalam bakti sosial ini merupakan tanggung jawab atas talenta yang diberikan Tuhan. “Kami memiliki talenta sebagai dokter gigi, maka dengan cara inilah kami ingin berbuat kasih kepada sesama,†ungkap Pendiri Klinik drg Noto. Hingga menjelang sore, masyarakat masih antusias memeriksakan kesehatan.
Antonius E. Sugiyanto