“Akulah … “, Tujuh Sabda Yesus

1685

HIDUPKATOLIK.COM – Dalam Injil Yohanes, Yesus menyatakan diri-Nya dalam tujuh gambaran yang menjelaskan esensi dan apa artinya bagi manusia.

Ia menyatakan diri dengan sebutan Akulah Roti Hidup (Yoh 6:35), Akulah terang dunia (Yoh 8:12), Akulah pintu (Yoh 10:9), Akulah gembala yang baik (Yoh 10:11), Akulah kebangkitan dan hidup (Yoh 11:25), Akulah jalan dan kebenaran dan hidup (Yoh 14:6), Akulah pokok anggur (Yoh 15:5).

Istilah “Akulah ……“ berakar dari peristiwa perjumpaan Musa dengan Allah di Gunung Horeb, ketika Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri  (Keluaran 3). Tuhan menyatakan diri pada Musa dengan mengatakan “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub (Kel 3:6). Dengan tegas Allah berfirman kepada Musa, “AKU ADALAH AKU. AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.“ (Kel 3:14) Itulah yang dimaksud dengan nama unik TUHAN.

Maka menjadi jelas, ketika Yesus mengidentifikasi dirinya sebagai “Aku”, dia dengan tegas mengaku sebagai Tuhan sendiri.

Apa arti Yesus bagi kita

Yesus menggunakan tujuh simbol sehubungan dengan frase “Akulah” yang dimaksudkan untuk memperjelas siapakah Dia bagi umat manusia. Yesus adalah Tuhan. Namun apa arti fakta keilahian Yesus bagi kita? Hal ini terlihat jelas dalam tujuh gambaran yang Yesus gunakan untuk menggambarkan diri-Nya.

  1. Akulah roti hidup

Kata Yesus kepada mereka: „Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKU, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi.“ (Yoh 6:35)

Yesus Kristus berkata bahwa dialah roti hidup. Dia menjelaskan bahwa kita dapat menemukan kehidupan nyata bersamanya. Dialah sumber kehidupan yang terpenuhi, yang mempunyai isi, makna, dan tujuan.

Roti merupakan makanan pokok. Kita tidak bisa hidup tanpa roti. Kita semua tahu apa yang terjadi jika seseorang tidak makan sama sekali. Dia akan kelaparan. Kehidupan biologisnya akan mati. Tuhan telah memberikan kehidupan spiritual di luar kehidupan biologis. “Makanan” untuk kehidupan rohani ini adalah Tuhan Yesus. Tanpa Dia, manusia mati secara rohani karena terpisah dari Tuhan dan tersesat.

Siapapun yang mempunyai roti, artinya cukup untuk dimakan, tidak harus kelaparan. Orang-orang haus akan kehidupan. Karena Yesus Kristus adalah “roti hidup”, dialah satu-satunya yang dapat memuaskan rasa lapar akan kehidupan. Siapa pun yang datang kepadanya dan beriman kepada-Nya akan terpuaskan rasa lapar dan hausnya akan kehidupan dalam jangka panjang.

  1. Akulah terang dunia

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kataNya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.“ (Yoh 8:12)

Dunia sedang tenggelam dalam kegelapan dan kehidupan manusia menjadi gelap. Pesan alkitabiah bergema dalam kegelapan manusia:

“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.“ (Yes 9:1)

Yesus datang ke dunia sebagai terang dunia. Dia sendiri menunjukkan kepada manusia jalan yang melaluinya kehidupan mereka dapat menjadi terang dan cerah. Namun hal ini terkait dengan suksesi. Hanya mereka yang mengikuti Yesus, yaitu mengikuti Dia di jalan-Nya, yang tidak akan menjalani kehidupan dengan bingung dan tanpa tujuan, namun akan memiliki terang yang menuntun mereka menuju kehidupan.

  1. Akulah pintu

Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. (Yoh 10:9)

Yesus Kristus adalah pintu menuju kehidupan. Siapa pun yang percaya kepada-Nya akan melewati pintu ini dan memasuki jalan menuju kehidupan kekal. Dia diberi kehidupan yang memuaskan.

Domba digunakan sebagai simbol bagi manusia pada saat itu. Manusia membutuhkan seseorang untuk merawatnya. Yesus Kristus adalah pintu menuju kehidupan. Dia mendatangi orang-orang dan menawarkan bantuan dan penyelamatan kepada mereka. Pada saat yang sama, ini adalah pintu gerbang menuju kehidupan.

  1. Akulah gembala yang baik

Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. (Yoh 10:11)

Yesus Kristus sebagai Gembala yang Baik merupakan gambaran yang sangat terkenal tentang siapa Yesus bagi umat-Nya. Dia membimbing mereka ke jalan yang benar, melindungi mereka dan memberi mereka kehidupan kekal.

Ketika Yesus mati di kayu salib, Dia mengorbankan nyawanya untuk manusia. Dia menanggung kesalahan semua orang dan membayar dosa manusia dengan darah-Nya. Dia bangkit dari kematian dan hidup. Sekarang semua orang bisa berpaling padanya dan memohon pengampunan. Siapapun yang melakukan pertobatan sejati akan berdamai dengan Tuhan dan diberikan kehidupan baru. Yesus sebagai gembala yang baik ingin memimpin kehidupan ini. “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.“ (Maz 23:1).

Dalam konteks ini, pengikut Kristus seringkali dianggap sebagai domba bodoh yang hanya mengikuti gembalanya. Sebaliknya, Yesus mempunyai maksud yang sangat berbeda ketika Ia mengatakan bahwa Ia adalah gembala yang baik.

Pertama, dia mengorbankan nyawanya demi “dombanya” untuk memberi mereka kehidupan, berbeda dengan serigala (iblis) yang mencabik-cabik domba dan membinasakan manusia. Kedua, Dia mengetahui umat-Nya, kebutuhan dan kekhawatiran mereka. Dia menjaga dan merawatnya dengan penuh kasih. Ketiga, memberikan orientasi menuju kehidupan yang sejati. Dia akan membimbing orang-orang yang mempercayainya sepanjang hidup. Dia akan melindunginya dan membawanya ke tujuannya, yaitu keselamatan.

  1. Akulah kebangkitan dan hidup

Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?“ (Yoh 11:25-16)

Tuhan ingin memberikan kehidupan kekal kepada manusia. Tidak seorang pun dapat mengupayakannya seorang diri. Itu hanya karunia. Kita menerima karunia ini melalui Yesus karena Dia adalah “kebangkitan dan hidup.” Penerimaan karunia ini mengandalkan pula adanya iman. Percaya kepada Kristus berarti memercayai Dia sepenuhnya, menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya dan mengikuti Dia. Siapapun yang melakukan hal ini tidak akan “mati”, artinya kita akan mati secara jasmani ketika saatnya tiba, tetapi kita tidak akan mati secara rohani. Kematian biologis hanya akan menjadi jalan menuju kehidupan kekal bersama Tuhan.

Banyak orang mengira kematian adalah akhir dari segalanya. Tapi ini adalah sebuah kesalahan. Setelah mati, segala sesuatu sebenarnya dimulai, yaitu kehidupan kekal bersama Tuhan (surga) atau berada jauh dari Tuhan (neraka). Akses menuju kehidupan kekal yang dekat dengan Tuhan adalah iman kepada Yesus Kristus, yang memungkinkan hal ini melalui kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya.

  1. Akulah jalan dan kebenaran dan hidup

Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.“ (Yoh 14:6)

Konteks perikop ini adalah pertanyaan tentang jalan menuju Tuhan. Semua agama menanyakan pertanyaan ini pada diri mereka sendiri. Jawabannya beragam. Namun Tuhan Yesus menjelaskan bahwa hanya ada satu cara bagi manusia untuk datang kepada Tuhan. Jalan ini adalah Yesus Kristus sendiri. Semua jalan lainnya menyesatkan, menuju neraka.

Yesus – jalannya; Manusia menjalani hidup tanpa tujuan dan tanpa arah. Kepada siapa mereka harus berpaling jika tidak mempunyai tujuan hidup, jika tidak tahu ke mana arah hidupnya? Siapa yang dapat membantu mereka? Tuhan Yesus dapat melakukan hal ini, Dia berkata bahwa Dialah jalan yang melaluinya manusia dapat menemukan kehidupan nyata. Siapa pun yang percaya Yesus mengambil jalan menuju rumah Bapa, menuju kehidupan kekal bersama Tuhan.

Yesus – kebenaran; Melalui Yesus Kristus manusia dapat mengetahui kebenaran, bukan sembarang kebenaran, melainkan realitas kehidupan manusia, segala sesuatu yang sesungguhnya membentuk kehidupan. Yang benar adalah bahwa manusia pada hakikatnya terpisah dari Tuhan dan karena itu terhilang karena dosa. Namun Yesus Kristus mengambil alih diri-Nya dan menghapuskan dosa semua orang melalui kematian-Nya di kayu salib. Hal ini memungkinkan terjadinya pengampunan. Kini manusia bisa kembali dan memulai hidup baru bersama Tuhan.

Yesus – kehidupan; Siapapun yang menyadari kebenaran hidupnya, yaitu kesesatannya, dan berpaling kepada Yesus dengan penuh kepercayaan, akan merasakan pengampunan atas segala kesalahannya. Dia sekarang berdamai dengan Tuhan dan diberikan kehidupan baru yang kekal.

  1. Akulah pokok anggur

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa,“ (Yoh 15:5)

Melalui gambaran pokok anggur dan ranting-rantingnya, Yesus memperjelas ketergantungan umat-Nya kepada Dia. Sama seperti ranting tidak dapat menghasilkan buah anggur jika dipisahkan dari pokok anggurnya, demikian pula umat Kristiani tidak dapat menghasilkan buah dalam hidupnya jika mereka tidak terhubung dengan Tuhan Yesus. “Buah” adalah inti dari menjadi seorang Kristen. Yesus memberi tahu umat-Nya, “Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikannya kepadamu.” (Yohanes 15:16).

Orang Kristiani ditakdirkan untuk menghasilkan buah. Dan yang Yesus maksud dengan buah adalah cinta, kegembiraan, kebaikan, belas kasihan, kebaikan, kelembutan, kesabaran. Segala sesuatu yang menghasilkan kebaikan, “rasanya manis” (membahagiakan) / membawa sukacita. Hal ini hanya dapat bertumbuh dan menjadi dewasa dalam hidup manusia ketika mereka terhubung dengan Kristus, sang pokok anggur.

Gambaran yang digunakan adalah gambaran yang mengungkapkan kerinduan manusia akan kehidupan yang terpenuhi, yaitu roti (untuk menunjang kehidupan), terang (untuk orientasi), pokok anggur (untuk kegembiraan), dll. Segala sesuatu yang dirindukan dan dicari manusia dapat ditemukan dalam diri Yesus. Masing-masing gambaran ini menunjukkan kepada kita apa makna Yesus menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Hanya dalam hubungan pribadi denganNya kita dapat menerima berkat dari kata-kata „Akulah …….“

Yesus ada untuk kita. Dia adalah …

Roti hidup yang memungkinkan kehidupan sejati.
Terang yang menerangi kegelapan hidup kita dan menuntun kita keluar dari kegelapan keputusasaan menuju harapan baru.
Pintu yang melaluinya akses kepada Allah dan kerajaanNya dimungkinkan.
Gembala yang baik, yang menuntun kita ke jalan yang benar dan melindungi kita dari bahaya.
Kebangkitan dan dengan demikian memungkinkan kehidupan kekal.
Jalan, kebenaran dan kehidupan yang melaluinya kita mengetahui kebenaran dan menemukan kehidupan.
Pokok anggur yang sejati yang melaluinya kita dapat menjalani kehidupan yang berbuah.***

Sr. Bene Xavier, MSsR dari Vienna, Austria

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini