HIDUPKATOLIK.COM – Siang itu audio Theme Song Jambore Nasional Serikat Karya Kepausan Indonesia (JAMNAS SEKAMI) 2023 terdengar keras tiada henti di kompleks Asilo Hermelink, Bandar Lampung menyambut kedatangan para alumni JAMNAS, Sabtu, 26 Agustus 2023.
Kompleks Asilo Hermelink milik Keuskupan Tanjungkarang menjadi saksi akan hati yang merindu untuk berkumpul bersama, berbagi berkat dan sukacita. Sekaligus memenuhi undangan Dirdios Keuskupan Tanjungkarang Diakon Pius W. Adityo Raharjo beserta tim KKI Keuskupan Tanjungkarang.
Acara yang bertema ‘Hati Berkobar-kobar, Kaki Bergegas Pergi, Mewartakan Sukacita Injil: Bersahabat, Terlibat, Menjadi Berkat,” ini diikuti oleh 40 orang alumni JAMNAS tahun 2013, 2018, dan 2023.
Berbagai aktivitas siang itu. Sambil menikmati alunan lagu theme song, para peserta diminta terlebih dahulu mendaftarkan diri. Setelah itu, dipersilakan mendirikan tenda.
Hati yang gembira terpancar dari wajah-wajah mereka. Sesekali terdengar teriakan dan yanyian yel-yel dengan gerakan tangan yang sama seperti saat mereka mengikuti acara jambore nasional. Mereka mengenang kembali saat-saat indah kala itu…
Para alumni Jamnas tahun 2013 dan 2018 ini tentu sudah banyak berubah. Mereka bukan lagi remaja dan anak sekolah. Kini mereka sudah semakin dewasa dan sebagai mahasiswa dan pekerja.
Menjadi Pewarta
Usai sharing lintas alumni Jamnas, acara dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo atau akrab disapa Mgr. Avien. Dia idampingi Pastor Paroki Yohanes Rasul Romo Petrus Tripomo, Romo Lukas Raditya Kristanto, Sekretaris Keuskupan Tanjungkarang Romo C. Anjarsi, dan Diakon Pius W. Adityo Raharjo.
Dalam homilinya Uskup Avien mengatakan kalau manusia berada dalam situasi tidak selamat, terbelenggu dosa. Maka, butuh penyelamat karena manusia tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri.
“Kita butuh penyelamat. Nah, dalam Kitab Suci, tertulis, akan datang sosok/figur dari keturunan Daud, Dia Yang Terurapi,” jelas Mgr. Avien.
Sayangnya, tambah Uskup, banyak orang yang tidak tahu bahwa dirinya dalam keadaan tidak selamat dan butuh penyelamat. Ini disebabkan karena tidak ada yang mewartakan.
Maka, Uskup meminta kepada para peserta JAMNAS untuk menjadi pewarta di mana-mana. “Yesus sendiri telah mengatakan bahwa kita semua adalah garam dan terang dunia,” tandas Uskup.
Tingkatkan Kualitas Hidup
Dalam kegiatan ini disajikan acara Ngopi (Ngobrol Pintar) bersama Mgr. Avien. Para peserta diberi kesempatan untuk bertanya kepada Uskup.
Dialog yang berlangsung selama satu setengah jam ini semakin lama semakin menarik. Beberapa anak dengan lantang mengajukan berbagai pertanyaan seputar iman dan tugas sebagai misioner beserta tantangan-tantangannya.
Mgr. Avien menutupnya dengan mengatakan prinsip-prinsip meningkatkan kualitas hidup dalam berkomunitas:
Pertama, tidak mau kalau ada yang tidak beres.
Kedua, maksimal, 100%, tidak mau setengah atau minimalis dalam berbuat sesuatu.
Ketiga, proaktif.
Oleh Uskup malam itu para peserta diminta untuk membuat daftar lima tindakan dalam setiap butir prinsip itu secara tertulis. Ini komitmen nyata yang harus mereka lakukan selama mengikuti acara ini.
Usai Ngopi bersama Uskup, dilanjutkan dengan doa rosario misioner sebagai rasa syukur atas HUT ke-78 RI. Lalu api unggun dan permainan dinamika.
Pembentukan Karakter
Esok pagi, di kompleks itu diadakan outbound seperti: estafet bola, menara air, game suit peran, dan paralon bola. Dinamika permainan yang disuguhkan ini menambah pembentukan nilai-nilai karakter dalam diri para peserta alumni Jamnas ini.
Sr. Franciska, HK memaparkan tentang dasar-dasar kepemimpinan. Model teladan pemimpin yang benar adalah Yesus Kristus. Selain itu, ia mengambil sosok Mother Theresa dari Calkuta.
Sementara Diakon Pius Adityo Raharjo memaparkan tentang kepimpinan Mgr. Charles De Forbin, pendiri SEKAMI. Salah satu latihan kepemimpinan ini dengan menciptakan gerak lagu dalam kelompok.
Para peserta diajak belajar merancang kegiatan untuk Perayaan Hari Anak Misioner dan membuat refleksi salib misioner. Acara ditutup dengan makan siang bersama beralaskan daun pisang dalam satu kelompok.
Sr. M. Fransiska, FSGM (Kontributor, Lampung)