Seniman Muda Korea Merefleksikan Laudato Si melalui Sacred Art

103
Artis Lim Sung Yeon menjelaskan karyanya ‘Rhythm of being’

HIDUPKATOLIK.COM – Keuskupan Agung Seoul mengadakan pameran khusus di Galeri Myeongdong untuk menampilkan karya 11 seniman Korea yang berbagi refleksi mereka tentang ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si tentang bagaimana kita dapat melindungi ‘Rumah Kita Bersama’.

Keuskupan Agung Seoul Korea Selatan menyelenggarakan pameran di Galeri Myeongdong 1898 pada 12-20 Juli, menampilkan karya 11 seniman muda Korea dengan tema ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si.

Uskup Benedictus Son Hee-Song, Uskup Pembantu Seoul

Para seniman muda Korea Selatan merefleksikan Laudato Si melalui pameran sacred art bertajuk “Conversations about Our Common Home” ini.

Berbagai karya seni – lukisan, ilustrasi, kaca patri, dan kaligrafi – dipajang untuk umum, gratis. Ke-11 seniman tersebut merupakan pemenang “Kontes Seniman Muda Seni Suci” yang diselenggarakan oleh Galeri 1898 pada tahun 2021.

Para seniman mencari inspirasi dengan membaca dan merenungkan Laudato Si, yang berbicara tentang melindungi bumi ‘Rumah Kita Bersama’ dan hidup harmonis dengan semua makhluk.

Judul ‘Percakapan tentang Rumah Kita Bersama’ diambil dari kutipan alinea ketiga Laudato Si: “Saya menulis ensiklik ini untuk berdialog dengan semua orang tentang rumah kita bersama”.

Pesan dari Vikaris Jenderal

Uskup Benedictus Son Hee-song, Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Seoul, mengucapkan selamat kepada para seniman muda tersebut.

“Terima kasih telah berbagi hal-hal baik dalam diri Anda, seniman muda,” katanya. “Fakta bahwa Anda merenungkan Ensiklik Paus Fransiskus dan menjadikannya sebuah karya seni serupa dengan homili imam dalam Misa. Itu adalah untuk merenungkan ‘keindahan’ yang diciptakan oleh Tuhan dan menyampaikan pesan melalui ‘karya seni’.”

“Dunia adalah…” oleh Kim Ha Hyun (2023)

“Saat kita melihat dunia ciptaan Tuhan, kita bisa mengenali keindahannya. Merawat lingkungan dengan baik itu mengungkapkan keindahan Tuhan dalam alam,” kata Uskup Son.

Dia juga mendesak para seniman muda untuk “membuat karya seni dengan misi bahwa karya Anda untuk mengungkapkan keindahan yang telah Tuhan berikan pada alam.”

Program Partisipasi Pengunjung

Pameran ini juga mencakup program partisipasi pengunjung. Ia mengajak hadirin menghiasi lembar kegiatan dengan cap satwa langka melalui program ‘Rumah Bersama’.

Foto bersama seniman muda Korea bersama Uskup Pembantu Keuskupan Agung Seoul.

Selama sesi “Dialog dengan Seniman”, panduan audio yang dipimpin oleh seorang seniman muda memungkinkan penonton untuk mendengarkan komentar tentang karya tersebut. Acara ini dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB pada hari kerja dan pada pukul 16:00 pada akhir pekan. **

Andrea Rego (Vatican News)/Frans de Sales

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini