HIDUPKATOLIK.COM – PROFESIONAL dan Usahawan Katolik (PUKAT) mengangkat tantangan dan problemataika yang dihadapi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam Temu Nasional di Makassar, 19-21 Mei 2023 lalu. Selain menggelar pameran produk selama tiga hari, PUKAT menghadirkan sejumlah pembicara dari kalangan dunia usaha, profesional, organisasi yang bergerak di bidang ekspor, bankir, kalangan swasta dan pemeritah.
Para pembicara berbagi pengalaman baik dalam skala makro dan mikro ekonomi nasional. Tak bisa dipungkiri, UMKM-lah penopang utama roda perekonomian baik selama pandemi pun ketika pandemi semakin melanda, hingga Presiden Joko Widodo mengumumkan pada Rabu, 21/6/2023, pandemi menjadi endemi.
Namun disadari UMKM mengalami beragam tantngan dan persoalan yang memerlukan uluran atau bantuan dari pebagai kalangan, terutama pemerintah dan pengusaha besar. Dari kalangan pemerintah diharapkan, diberikan kemudahan perizinan misalnya; begitu juga dengan bantuan permodalan. Dari kalangan pengusaha besar, harapannya adalah menjadikan para pelaku UMKM menjadi partner atau mitra dalam mengembangkan usaha mereka. Dari kalangan perbankan diharapkan bantuan berupa suntikan modal dengan skema kredit (KUR) yang meringankan para pelaku UMKM.
PUKAT sebagai organisasi profesional dan usahawan kiranya dapat menjadi ‘jembatan’ yang menghubungkan para pelaku UMKM dengan para pengusaha dan pemerintah. Terobosan yang ditempuh PUKAT dalam Temu Nasional dan Pameran Produk perlu diapresiasi. Mengapa? Kehadiran para pelaku bisnis skala besar mampu menumbuhkan inspirasi bagi kalangan UMKM. Beragamnya strategi yang diperlihatkan dalam talk show dapat menjadi pendorong bagi kalangan UMKM. Namun, sekali lagi, para pelaku UMKM tidak bisa jalan sendirian. Diperlukan jejaring yang lebih luas.
Saat ini PUKAT telah hadir di 26 keuskupan di Indonesia. Dalam konteks pemberdayaan UMKM, PUKAT Keuskupan memegang peran penting untuk mendorong tumbuhnya para para profesional dan usahawan di setiap keuskupan. Harus diakui, sejauh ini, PUKAT masih belum maksimal dalam menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di keuskupan terkait. Bahkan di sejumlah keuskupan, PUKAT belum menyentuh kalangan yang sebetulnya menjadi wilayah perutuasnnya. Di satu sisi, situasi PUKAT di setiap keuskupan berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Di sisi lain, keuskupan yang sudah lebih dahulu ‘memiliki’ PUKAT belum sepenuhnya melakukan pendampingan terhadap kalangan UMKM.
Harapannya ke depan, PUKAT benar-benar melakukan suatu terobosan. Terutama, bagaimana menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan orang muda Katolik di setiap keuskupan. Semakin banyak orang muda Katolik yang terjun dalam dunia usaha semakin terbuka pula lapangan pekerjaan baru. ‘Jalan baru’ bergerak di dunia bisnis yang dikembangkan Pemuda Katolik belanagan ini misalnya dapat dijadikan mitra bagi PUKAT di setiap keuskupan. Tentu saja, ormas lain seperti PMKRI, FMKI, WKRI, dan lain-lain digandeng kerena ormas-ormas ini punya kaki di hingga ke akar rumput (level paroki/lingkungan).
HIDUP, Edisi No. 27, Tahun Ke-77, Minggu, 2 Juli 2023