Parq’77: Ingin Bersahabat Hingga Tuhan Memanggil

292
Anggota ParQ'77/Yusti H. Wuarmanuk

HIDUPKATOLIK.COM – Terus melayani hingga usia senja. Ingin saling berbagi kepada semua orang. Persahabatan mereka tidak dibatasi suku, agama, dan budaya. Mereka ingin bersama hingga akhir.

Kakek dan nenek penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Jakarta Selatan bersukacita. Setiap orang, secara bergantian tampil membawakan lagu. Diiring keyboard, mereka bernyanyi dan berjoget. Setiap orang bergiliran tampil dan diberikan hadiah oleh anggota Perhimpunan Alumni TK dan SD Tarakanita 2 Blok Q Angkatan 1977 (Parq’77).

Lagu-lagu lawas mengumandang di aula Panti Werdha Tresna. Di antara penghuni panti werdha ada yang buta, membawa tongkat karena tidak mampu berjalan. Sebagian lagi duduk di kursi roda. Meskibegitu mereka bersukacita karena dikunjungi anggota Parq’77 yang rata-rata umurnya hampir sepantaran.

“Hari ini Parq’77 memilih mengadakan kegiatan bakti sosial di panti werdha dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-7. Kami ingin mengunjungi orang tua untuk menghibur mereka, mengingat rata-rata usia anggota Parq’77 juga menjelang lansia,” ujar Pramesti, pembawa acara bakti sosial itu.

Lanjut Pramesti, kegiatan bakti sosial di panti werdha tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan kegiatan yang diprogramkan dalam rangka HUT Parq’ 77 ke-7. Ada beberapa kegiatan lain dalam rangka HUT ini seperti nyekar dan ziarah ke makam teman-teman angkatan yang sudah meninggal.

Parq Happy

Hal senada disampaikan Wiwiq Theresia Dwiyati selaku bendaraha Parq’77. Menurutnya segala bantuan yang diberikan kepada panti werdha adalah swadaya dari iuran bulanan anggota sendiri. Soal iuran pun angkanya bervariasi sesuai kemampuan anggota. Konsep yang ditawarkan dalam perkumpulan ini adalah bahagia.

“Melihat umur para penghuni panti werdha tidak jauh berbeda dengan kami. Maka konsep yang ditawarkan happy. Hidup harus balance berbagi dengan sesama anggota juga dengan mereka yang membutuhkan,” ujarnya.

Soal program happy, Bambang Setiawan selaku Wakil Ketua 2 menyebutkan Parq’77 ini unik karena punya program unggulan bahagia. Ada Parqhealty (kesehatan), Parqpreneur (keuangan), Parqnetwork (networking), Parqhealty (spiritual), Parqparty (silaturahmi), Parqemphaty (fisik dan mental), dan Parqtalk (refreshment dan update).

Para alumni Parq’77 bersama seorang guru pada tahun 1971/Dok.ParQ’77

Misalkan terkait networking Parq’77 tidak saja membangun jejaring dengan antar anggota, tetapi juga belajar dari orang lain. Kegiatan-kegiatan lainnya yang masuk dalam kategori Parqhappy juga banyak sekali. Ada buka puasa bersama, halal bihalal, baksos dengan SD Tarakanita 2, acara Natal dan Tahun Baru, Talk show terkait berbagai tema seperti BPJS dan kanker serviks, ada program subsidi BPJS, belasungkawa dari parq’77, pemeriksaan kesehatan, fun walk, dan sebagainya.

“Setiap tahun ada tiga acara wajib yaitu Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru, serta HUT Parq’77. Mengingat di anggota perkumpulan bervariasi dari usia, agama, suku, dan tingkat ekonominya,” kata Bambang.

Sebutnya lagi, perkumpulan ini anggotanya sudah saling kenal karena dari TK dan SD hingga kini. Setiap kelakuan baik dan buruk, sifat dan karakter antar anggota sudah diketahui. Maka perlu saling mengisi dan menguatkan agar tidak ada anggota yang berjalan sendiri. “Setidaknya dengan semangat saling mengenal dan berjalan bersama, maka di hari tua setiap anggota tidak merasa kesepian. Semua harus bahagia dengan jalan hidupnya, dengan pilihan di hari tua, dengan tugas dan kewajiban, dan dengan keluarga,” kata Bambang.

Para alumi Parq’77 saat merayakah HUT ke-7/Yusti H. Wuarmanuk

Semangat berjalan bersama juga diterapkan selama masa pandemi. Sebelumnya anggota berkumpul secara tatap muka, tetapi kebiasaan ini berhenti sejak pandemi. Meski begitu, anggota saling mendukung lewat Zoom. Mungkin yang masih bekerja tidak merasakan dampak pandemi tetapi yang punya bisnis seperti buka catering terasa sekali. “Pengurus mencoba menganimasi agar anggota tetap bertahan hidup. Kita buka lapak Parq’77 bagi UMKM anggota, ada juga subsidi silang untuk menguatkan ekonomi.

“Komunitas kami terdiri dari anggota yang punya modal, tetapi tidak punya waktu untuk menggerakan komunitas. Maka dibutuhkan satu dua orang sebagai penggerak organisasi. Intinya agar semua bahagia dan tidak ada yang terlewatkan.”

Tujuan Terakhir

Thomas Sambodo, salah satu pendiri Parq’77 menjelaskan awal terbentuknya komunitas ini. Alasan utama adalah seringkali ketika menyebutkan alumni maka selalu pikiran orang tertuju pada alumni SMP hingga kuliah. Jarang ada alumni TK dan SD. Maka dengan perkumpulan ini kita ingin membuktikan bahwa persahabatan itu tak lekang oleh waktu, tak dibatasi oleh umur.

Perhimpunan alumni ini dibentuk melalui Akte Pendirian No. 1 tanggal 1 Juni 2016 oleh Notaris Ny. Hastuti Nainggolan dan kini beranggotakan 160-an orang. Adapun maksud dan tujuannya adalah menghimpun dan mempersatukan semua alumni sebagai anggota perhimpunan. Melakukan usaha-usaha dan kegiatan yang perlu dan bermanfaat bagi perhimpunan pada umumnya dan anggota pada khususnya.

Anggota ParQ’77 menyalami para lansia di Panti Werdha Tresna/Yusti H. Wuarmanuk

Menurut Thomas, fokus utama perhimpunan ini pada bidang sosial kemanusiaan. Seperti memajukan kesejahteraan para anggota; membina kekompakan dan tali silaturahmi sesama alumni; membantu SD Tarakanita 2 Blok Q sesuai kemampuan; melakukan karya sosial maupun usaha yang memberdayakan kemampuan para anggotanya sehingga memiliki nilai-nilai sosial dan ekonomi.

Thomas bercerita, tahun 2015 ada 10 orang yang memprakarsai berdirinya perhimpunan ini. Dimulailah mencari setiap alumni di Jakarta dan sekitarnya lalu terkumpulah 200-an orang dan diadakan temu akbar alumni di Bogor. Waktu itu belum berdiri sebagai suatu perhimpunan. “Tetapi antusias kawan-kawan begitu besar. Pada saat temu akbar itu, semua begitu bersukacita. Ternyata wajah kawan-kawan pada berubah, ada yang sudah semakin tua, ada yang sedang sakit, ada yang tinggal di luar negeri, dan sebagainya,” ujar Thomas sambil melanjutkan, setelah pertemuan itu, pada 1 Juni 2016, terbentuklah perhimpunan Parq’77.

Hal yang sama diceritakan Nina Rucira, seorang pendiri Parq’77. Ia mengatakan dahulu mungkin tidak ada waktu untuk terlibat dalam perkumpulan ini. Tetapi setelah pensiun, ada banyak waktu. “Ada kesibukan lain yang kita pilih saat ini bahwa tidak lagi sibuk terus mencari uang, tetapi berbuat kasih dan mengedepankan program-program kemanusiaan, pluralitas, dan kesejahteraan setiap anggota,” sebut Nina.

Pemberian bantuan kepada pengurus Panti Werdha Tresna/Yusti H. Wuarmanuk

Sebutnya Nina, toleransi antar anggota sangat tinggi. Setiap acara Idul Fitri, maka ketua panitia dari Protestan atau Katolik, begitu sebaliknya untuk hari Natal. Parq’77 ingin menampilkan wajah perhimpunan yang bebas dari berbagai kepentingan suku, agama, atau kepentingan pribadi. Termasuk di group WhatsApp, dilarang untuk berpolitik praktis menjelang tahun politik atau diskusi keagamaan. Dianjurkan untuk diskusi politik atau isu keagaman di group lain agar tidak mencederai perasaan orang lain.

Kini, rata-rata usia anggota di atas 50 tahun. Artinya sebentar lagi memasuki masa senja yang ditandai dengan sakit-sakitan dan kesepian. Lewat perhimpunan ini, setiap orang dipastikan tidak merasa kesepian, tidak menjalani masa senja dalam kesendir

“Kita punya satu goals terakhir yaitu ingin membangun panti werdha tersendiri yang pada akhirnya bisa menampung seluruh anggota. Kita ingin melayani hingga akhir, menua bersama-sama, saling mendukung hingga tutup usia. Persahabatan yang kami wujudkan di TK dan SD tidak saja di masa produktif tetapi sampai hari senja, hingga Tuhan memanggil,” tutup Thomas.

Yustinus Hendro Wuarmanuk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini