Drama Musikal “Sampek Engtay”: Dukungan dari Atas Panggung untuk Seminari Menengah

335
Drama Musikal Sampek Engtay/Yusti H. Wuarmanuk

HIDUPKATOLIK.COM – Ratusan orang memenuhi ruangan Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta, Sabtu, (27/5/202). Setengah dari para tamu undangan yang hadir adalah orang dewasa dan lansia. Sebagian dari mereka menggunakan kursi roda, berdesak-desakan. Mereka tak peduli, asalkan bisa berswafoto dengan dua lakon Teater Koma, Drama Musikal “Sampek Engtay”.

“Antre yah biar cepat agar para Romo bisa istrahat,” teriak seorang panitia yang menyaksikan kerumunan orang yang hendak berfoto dengan Romo Roy Djakarya dan Romo Antara. “Ayo cepat biar Romo Roy dan Romo Antara bisa istirahat. Masih ada pertunjukan kedua,” ujar seorang panitia lain.

Para tamu undangan berfoto bersama Romo Antara/Yusti H. Wuarmanuk

Drama Musikal “Sampek Engtay” dilaksanakan dengan 2 kali pertunjukan. Pertunjukan I Pukul 13.30 WIB dan pertunjukan II pukul 19 .30 WIB. Di pertunjukan pertama, Romo Roy dan Romo Antara tampil memukau dengan pakaian khas Tianghoa. Mereka tampil bersama Teater Koma, antara lain Budi Ros, Tuti Hartati, Ratna Riantiarno, Lutfi Ardiansyah, Emanuel Handoyo, Daisy Lantang, Rangga Riantiarno, Angga Yasti, Andini Puteri, Sir Ilham.

Liza Monalisa, selaku Ketua Panitia Penyelenggara mengatakan, Drama Musikal “Sampek Engtay” ini adalah sebagai bentuk dukungan pada seminari. “Jadi pementasan Drama Musikal Sampek Engtay” untuk menggalang dana untuk Seminari Menengah St. Yudas Thadeus Langgur, Keuskupan Amboina. Selain itu untuk pendidikan dan pelatihan seminaris Komisi Seminari KWI, serta untuk pembinaan dan pelatihan para seminaris di luar Pulau Jawa yang terkendala biaya,” ujar Liza.

Drama Musikal Sampek Engtay/Yusti H. Wuarmanuk

Sebutnya lagi kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama antara Profesional Usahawan Katolik (Pukat) Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) dan Komunitas Peduli Seminari (KPS) serta Yayasan Sahabat Seminari (YASS).

“Kurang lebih 3 tahun pandemi, penggalangan dana untuk seminari berhenti, jadi kita coba buat lagi beberapa kegiatan untuk membantu seminari di luar pulau Jawa, salah satunya Seminari Langgur. Kali ini menampilkan Teater Koma dalam drama musikal dan tercatat produksi ke-226,” ujar Liza.

Sementara itu, Romo Roy usai ditemui di sela-sela waktu istirahat pertunjukan pertama mengatakan, dukungan kepada seminari adalah hal yang penting guna keberlanjutan Gereja. Sebutnya Gereja sangat membutuhkan para imam guna misi Kerajaan Allah di dunia. Jadi seminari sebagai tempat persemaian para calon imam butuh perhatian khusus dari Gereja.

Romo Roy Djakaria/Yusti H. Wuarmanuk

“Saya mengajak seluruh keluarga agar terlibat membantu para seminaris khususnya di luar Pulau Jawa. Kita tahu bahwa pembinaan iman awalnya datang dari keluarga, maka butuh dukungan penuh dari keluarga. Tanpa dukungan umat, para seminaris tidak akan mendapatkan pendidikan dan pembinaan yang layak,” sebutnya.

Harapaan yang sama disampaikan Romo Antara. Ia mengatakan keterlibatan para Romo dalam pementasan drama musikal “Sampek Engtay” bukan karena hobi tetapi bentuk dukungan nyata kepada para seminaris. Dirinya menyebutkan tidak mudah mempertahankan panggilan di tengah perkembangan dunia, maka pembinaan iman dan panggilan para seminaris di masa modern ini harus menjadi prioritas.

Romo Antara/Yusti H. Wuarmanuk

“Kami memberi waktu untuk latihan berminggu-minggu, berusaha menghafal semua gerakan dan teks drama tidak lain adalah bentuk dukungan kepada seminaris. Maka kami mengajak umat beriman agar mendukung seminari,” kata Romo Antara.

Ia melanjutkan, hasil pementasan drama ini akan disumbangkan kepada Seminari Langgur untuk penyelesaian pembangunan tempat tinggal guru, pendidik, dan ruan tidur siswa seminari yang sudah 4 tahun lebih terbengkalai karena kekurangan dana dan untuk perbaikan gedung tempat tinggil formator yang sudah rusak. Selain itu untuk dana pendidikan dan pelatihan seminari Komisi Seminari KWI khususnya bagi seminari-seminari di luar Pulau Jawa.

Untuk diketahui bahwa saat ini jumlah seminaris Langgur 134 orang dan berasal dari beberapa pulai dalam wilayah Keuskupan Amboina. Dengan staf pembina terdiri 10 orang terdiri dari Romo, diakon, dan frater baik dari Tarekat MSC, SVD maupun Projo.

Rektor Seminari Langgur, Pastor Skian Mangsombe saat dihubungi mengucap terima kasih banyak kepada semua pihak yang dengan caranya tersendiri telah membantu seminari. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Pukat KAJ, KPS, dan YASS yang dengan caranya tersendiri, di tengah kesibukan masih ingin membuat acara yang megah.

“Banyak salam dari para staf pembina dan para seminaris di Seminari Langgur. Kami berharap hubungan baik dengan donator dan bapak/ibu sekalian tetap terjalin dalam doa-doa kami.”

Yusti H. Wuarmanuk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini