Puncak Jubileum 100 Tahun Frater CMM di Indonesia, Uskup Manado: Kehadiran Frater CMM Tumbuhkan Benih Panggilan

313
Ketua Panitia Frater Antonius Gokok Kean saat memasang lilin peringatan.

HIDUPKATOLIK.COM – Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC di dampingi beberapa imam dan Frater Diakon Ivandi Raja memimin Misa puncak Jubileum 100 Tahun Frater CMM di Indonesia yang diselenggarakan Kongregasi Frater CMM Wilayah Sulut di Kompleks SD Frater Don Bosco Manado, Sabtu (20/5/2023).

Mgr. Rolly dalam khotbahnya mengungkapkan, kehadiran Frater CMM di daerah ini telah menumbuhkan buah-buah panggilan baik bagi komunitas (CMM) maupun buah-buah dan karya di bidang pendidikan, sosisl dan lain-lain. Dari benih-benih yang kecil atau biasa-biiasa saja, kini telah bertumbuh dan berkembang.

Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC memotong kue peringatan Jubileum 100 Tahun Frater CMM di Indonesia yang dirayakan Frater CMM Perwakilan Sulut.

‘Benih-benih yang kecil dan seperti tidak berharga ini tapi di mata Tuhan sangat berharga, telah menghasilkan buah-buah yang bermanfaat baik bagi komunitas/kongregasi maupun bagi gereja, masyarakat dan bangsa,” ujar Mgr. Rolly.

Usai misa, peringatan 100 abad karya Frater CMM di Indonesia ini dilanjutkan dengan syukuran/ramahtamah berupa laporan panitia, sambutan-sanbutan, pemotongan kue peringatan, pemasangan lilin, atraksi dan makan bersama.

Tokoh Umat Katolik yang adalah juga Wakil Walikota Tomohon Wenny Lumentut dalam sambutannya mengungkapkan apresiasinya atas karya-karya para Frater CMM yang telah menghasilkan buah-buah baik termasuk membantu pemerintah seperti dalam bidang pendidikan.

Karya-karya para Frater CMM di daerah ini sungguh telah terlihat dan dirasakan manfaatnya, seperti dalam bidang pendidikan dengan adanya persekolahan yang ada di bawah naungan Yayasan Don Bosco.

Foto bersama di penghujung acara.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Plt. Kepala Bapenda (Badan Pendapatan Daerah) Sulut June Silangen sangat mengapresiasi karya Frater CMM di daerah ini. “Kontribusi dari Frater CMM di Indonesia termasuk di Sulawesi Utara sungguh luar biasa,” sebut Gubernur.

Menurutnya, peran aktif dari para Frater CMM di Sulut lewat bidang pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain, telah berkontribusi besar bagi kemajuan daerah Sulut.

Gubernur berharap, semoga komitmen para Frtaer CMM dalam berkarya dan berkontribusi baik dalam bidang pendidikan, sosial kesehatan dan lain-lain bagi kemajuan bangsa terus meningkat di Indoensia termasuk di daerah Nyiur Melambai (Sulut).

Kegiatan perayaan 100 abad Frater CMM di Indonesia untuk Perwakilan Sulut diawali misa yang dipersembalkan Uskup Manado Mgr. Rolly pada 21 Mei 2022 di Kompleks SMP Frater Don Bosco Manado.

Setelah itu, dilaksanakan sejumlah kegiatan yakni penanaman pohon, pembagian sembako bagi lansia di paroki, pembagian sembako bagi pensiunan guru dan pegawai di Yayasan Don Bosco dan Yayasan Frater Andreas, pembagian sembako bagi pensiunan karyawan/karyawati biara frater, jalan sehat, salve bersama dan acara puncak (20/5/2023).

Dalam percakapan dengan www.hidupkatolik.com, Ketua Panitia Fr. Antonius Gokok Kean menjelaskan, perayaan 1 abad karya Frater CMM di Indonesia ini dijadikan pesta para frater CMM dan umat beriman yang sama-sama dipanggil serta diutus untuk senantiasa berbelaskasih dan hidup dalam jalinan persaudaraan berdasarkan kehendak Allah.

“Khusus komunitas-komunitas yang ada di Sulut yakni Komunitas Postulat Frater CMM Manado, Komunitas Frater CMM Manado, Komunitas Frater CMM Matani Tomohon dan Komunitas Novisiat Frater CMM Ka’aten Tomohon, kami merayakan jubileum ini dengan beberapa kegiatan,” ujarnya.

Frater Anton (sapaan akrabnya) menambahkan, ada empat tujuan dari pelaksanaan perayaan yang mengangkat tema Dengan penuh sukacita satu abad Frater CMM menabur benih belaskasih dan persaudaraan di bumi Indonesia.

Pertama, bersyukur kepada Allah atas anugerah 100 tahun Frater CMM hadir di Indonesia; kedua, berbelaskasih kepada sesama manusia yang membutuhkan bantuan; ketiga, memupuk kerjasama antara komunitas dan paroki di mana para Frater CMM berada, dan keempat, memupuk kerjasama para Frater CMM khususnya di wilayah Manado dan Tomohon.

Perayaan Jubileum 100 Tahun CMM di Indonesia ini turut dihadiri Dewan Pimpinan Umum Frater CMM Fr. Damasus Dobat dan Provinsial Frater CMM Belanda Fr. Broer Huitema, perwakilan dari 4 komunitas CMM yang ada di Manado dan Tomohon, Pemerintah Daerah, Uskup Emiritus Mgr. Josef ‘Yos’ Suwatan MSC.

Congregratio Fratum Beatae Mariae Virginis Matris Misericordiae (Kongregasi para Frater dari Santa Perawan Maria Bunda yang Berbelas Kasih) yang akrab disebut Kongregasi Frater CMM adalah lembaga hidup bakti yang didirikan pada 25 Agustus 1844 di Tilburg (Belanda) oleh Mgr. Joannes Zwijsen sebagai karya kepausan.

Kongregasi ini mengembangkan karya di Indonesia pada 21 Mei 1923 yang dimulai di Padang (Sumatera Barat). Pada tahun 1927, rumah frater/komunitas pertama Frater CMM dengan nama Komunitas St. Fidelis Padang.

Pada 1 Juli 1928 dibuka sekolah Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) yang kemudian berkembang menjadi SMP Frater.

Karya Kongregasi Frater CMM di Indonesia terus berkembang dengan hadirnya di Medan, Pematang Siantar, Balige, Sibolga dan Gunung Sitoli Pulau Nias (Sumatera Utara), Jogyakarta, Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Tarakan (Kalimantan Utara), Manado dan Tomohon (Sulawesi Utara), Makassar dan Makale (Sulawesi Selatan), Ambon dan Langgur (Maluku), Lembata dan SoE (NTT).

Misi dan karya utama para Kongregasi Frater CMM adalah di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan pastoral umat.

Saat ini, di Indonesia ada 135 frater CMM yang tersebar di 19 Komunitas dengan perincian di wilayah Sumatera Utara 5 biara, Jawa 1 biara, Kalimantan 2 biara, Sulawesi 7 biara, NTT 2 biara dan Maluku 2 biara. Pemimpin Provinsial Indonesia Frater Pilipus Weridity.

Lexie Kalesaran (Kontributor, Manado)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini