Merenungkan Jalan Salib Yesus, Plt. Dirjen Bimas Katolik dan Rombongan Ziarah ke Taman Doa “Via Crucis”

272
Plt Dirjen Bimas Katolik A.M. Adiyarto Sumardjono (kedua dari kanan) dan Direktur Urusan Agama, Aloma Sarumaha (kiri) di Taman Doa Via Cruis Sukamoro, Palembang/Dok. Bimas Katolik

HIDUPKATOLIK.COM – Desa Sukamoro, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan dahulu terkenal karena mata airnya yang jernih. Kini desa ini makin dikenal bukan karena mata airnya saja, tetapi ada sebuah tempat ziarah rohani yang dibangun di situ yaitu Taman Doa Via Crucis.

Tempat ziarah ini berada di dekat Gua Maria Mater Misericordiae (Bunda Belas Kasih). Keduanya berada bersebelahan dengan kompleks Panti Werdha (Rumah Lansia) Sumarah yang dikelola Yayasan Sosial Pansos Bodronoyo (YSPB) dalam naungan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Agung Palembang (Kapal). Lokasi ziarah ini berada sekitar 20 km dari pusat Kota Palembang.

Taman Doa Via Crucis yang berada di bawah terotori pelayanan Paroki St. Stefanus, Talang Betutu, Palembang ini sungguh memesona. Tempatnya teduh, membantu orang untuk semakin menguatkan pengalaman imannya, khususnya refleksi soal perjalanan sengsara Kristus. Terdapat 14 Perhentian Jalan Salib dengan berbagai lukisan yang menawan, dan permainan degradasi warna yang sempurna.

Rasa penasaran akan kompleks ini, membuat Plt. Dirjen Bimas Katolik A.M. Adiyarto Sumardjono dan Direktur Urusan Agama Katolik, Dr. Aloma Sarumaha berkesempatan mengunjungi tempat ini. “Parkiran luas. Suasana sunyi dan tenang. Pelataran luas dengan pepohonan rindang berdaun hijau menjulang tinggi. Udara sejuk meski di tengah cuaca panas. Suasana alam yang sejuk ini membantu ummat berhasil merefleksikan ziarah hidup mereka seperti ziarah Kristus menuju Golgota,” kesan pertama Adiyarto Sumardjono.

Plt. Dirjen Bimas Katolik sebelum memasuki Taman Doa Via Crucis – di pelataran parkir langsung disambut oleh sosok patung Yesus yang sedang berdoa. Hal ini mengingatkan para peziarah pada peristiwa setelah Perjamuan Malam Terakhir yaitu Yesus Berdoa di Taman Getsemani. Dari patung itu, Plt. Dirjen dan rombongan memasuki gerban batu yang berdiri kokoh dengan puluhan anak tangga menyerupai bangunan Romawi. Dua patung malaikat berdiri di sisi kiri-kanan utama mengapit tulisan Via Crucis Sukamoro, dengan tulisan berwarna merah.

Dengan cekatan seorang penjaga taman doa, segera mengantar Plt. Dirjen dan rombongan memasuki sebuah ruangan khusus untuk menikmati suguhan film proses pembuatan Taman Doa Via Crucis. “Proses pengerjaan tempat ini melibatkan banyak orang dengan berbagai keahlian. Sehingga bebannya tidak bertumpuk pada orang-orang tertentu saja,” ujar Ika Umi Hayati, Project Officer dalam rekaman video berdurasi 7.23 menit itu.

Tanpa menunggu waktu lama, Plt. Dirjen bersama rombongan berjalan melewati setiap perhentian dengan berbagai kekaguman pada karya seni yang indah. Berbagai material digunakan dengan finishing yang begitu halus dari tangan-tangan seniman yang bukan saja Katolik tetapi juga non-Katolik, menghasilkan paduan patung yang melukiskan kisah Yesus melewati Via Dolorosa hingga tiba di puncak Golgota.

“Arsitek yang didatangkan langsung dari Yogyakarta berhasil menghadirkan kembali peristiwa jalan salib Yesus dalam kehidupan konkret umat,” ujar Adiyarto Sumardjono, sambil berharap pengurus taman doa ini perlu memperhatikan arus keluar-masuk para peziarah saat berdoa.

“Ada masukan untuk pengelola bahwa perlu diperhatikan jeda waktu orang berdoa di perhentian satu dengan yang lain. Karena jaraknya pendek antara setiap perhentian sehingga bisa menganggu doa para peziarah. Maka perlu di atur jaraknya supaya tidak mendatangkan kegaduhan antar kelompok doa atau setiap peziarah,” sebutnya.

Hal yang sama disampaikan Aloma Sarumaha. Menurutnya, lokasi Taman Doa ini strategis dan masih bisa terjangkau dari berbagai tempat di Kota Palembang. Dirinya yakin kedepannya taman doa ini akan menjadi destinasi wisata rohani yang menjanjikan.

Sebutnya lagi, bila diperhatikan lantai berbalut granit hitam menjadi koridor utama dalam menapaki setiap perhentian. Jalanan dan akses yang juga didesain khusus untuk para disabilitas agar bisa terpenuhi kebutuhan rohani mereka.

Dinding batu setiap perhentian yang didesain menyerupai bangunan bergaya Romawi. Para peziarah diantar masuk dalam suasana permenungan saat Yesus mengalami pergolakan besar; menghadapi peristiwa penyaliban.

Plt Dirjen Bimas Katolik A.M. Adiyarto Sumardjono (kedua dari kiri) dan Direktur Urusan Agama, Aloma Sarumaha (kedua dari kanan) di Goa Maria Bunda Belaskasih/Dok. Bimas Katolik

“Penataan stasi jalan salib terlihat megah, apalagi pada malam hari dengan pijaran berbagai jenis lampu dapat membantu membangkitkan imam dan hidup rohani umat agar lebih segar,” sebut Aloma.

Menariknya juga, dalam keheningan para peziarah dapat menghadirkan kembali kisah Yesus menapaki Via Crucis. Di setiap bangunan perhentian juga ada penanda bahwa tempat ziarah ini dibangun melalui karya Tuhan yang hadir lewat dukungan dari banyak penderma.

“Maka itu Via Crucis ini dibangun untuk menggerakkan hati para pengunjung setelah datang ke Via Crucis dan melihat adanya panti jompo dan Griya Anak Sayang (GAS) Nazareth bisa tergerak hatinya untuk berdonasi,” demikian harapan inisiator pembangunan taman doa ini Romo Bonifasius Djuana (alm).

Lokasi dengan luas 4 hektare ini telah diberkati oleh Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ, Uskup Agung Emeritus Palembang pada hari Minggu, 12 Desember 2021. Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Uskup Agung Palembang juga hadir bersama puluhan imam, biarawan-biarawati, dan ratusan umat.

Plt. Dirjen dan rombongan mengakhiri perjalanan di Gua Maria Mater Misericordiae. Di hadapan Bunda Maria mereka berdoa Malaikat Tuhan lalu mendaraskan doa Rosario, mohon perlindungan Bunda Maria untuk karya pelayanan mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini