Mengenal Tiga Ensiklik Karya Paus Emeritus Benediktus XVI

1090
Menjadi Paus Bendiktus XVI

HIDUPKATOLIK.COM, Mantan Ketua Komisi Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian, Kardinal Renato Raffaele Martino (2002-2009) mengatakan di antara karya-karya rujukan Ajaran Sosial Gereja, ringkasan doktrin Paus Benediktus XVI adalah refleksi yang mendalam tentang penghayatan Gereja terkait tiga tema: cinta-keadilan-kebenaran.

Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara bersama Radio Vatikan, Maret, 2006 terkait Kompendium Ajaran Sosial Gereja. “Ada banyak ensiklik yang dikeluarkan para Paus, tetapi berbicara soal cinta Allah, menurut saya, Benediktus sangat mendalam. Dia berbicara dari hati.”

Pada sebuah kesempatan lain, Ketua Komisi Kepausan Keadilan dan Perdamaian Kardinal Peter Kodwo Appiah Turkson mengutip daftar ensiklik paling populer yang dikeluarkan Media Katolik internasional, Catholic Arena, (edisi 15 November 2020). Media ini mengeluarkan list beberapa ensiklik Paus yang wajib dibacakan orang Katolik sepanjang masa. Dari sekitar 300-an ensiklik, beberapa ensiklik isunya sesuai persoalan zaman dan pesan-pesannya diterima hingga hari ini, serta menjadi rujukan ajaran Gereja lainnya.

Beberapa ensiklik itu antara lain oleh Paus Leo XIII yaitu Aeterni Patris; Humanus Genus (1884) dan Rerum Novarum (1891). Paus Pius XI dengan Ensiklik Quadragesimo Anno (1931). Paus Pius XII dengan Enskilik Mediator Dei (1947). Paus Yohanes XXIII dengan Ensiklik Mater et Magistra (1961) dan Pacem in Terris (1963). Paus Paulus VI dengan Ensiklik Ecclesiam Suam (1964) dan Populorum Progressio (1967) serta Humanae Vitae (1968).

Sementara dari 14 ensiklik Paus Yohanes Paulus II ada beberapa yaitu Ensiklik Laborem Exercens (1981); Redemptoris Mater (1987);Sollictudo Rei Socialis (1987); Contesimus Annus (1991); Ut Unum Sint (1995); Fides et Ratio (1998), dan Eccelsia de Eucharistia (2003).

Menariknya tiga ensiklik Paus Benediktus XVI juga masuk yaitu Ensiklik Deus Caritas Est (2005: Tuhan adalah Cinta) dan Spe Salvi (2007: Diselamatkan oleh Harapan), dan Caritas in Veritate (2009: Kasih dalam Kebenaran). Di bagian terakhir ensiklik Paus Fransiskus yaitu Lumen Vide dan Laudato ‘Si.

Kardinal Turkson mengatakan, selama 8 tahun, Benediktus hanya menulis tiga ensiklik, tetapi semuanya memiliki makna yang luar biasa. Ensiklik Deus Caritas Est, dikeluarkan 25 Januari 2006 dalam delapan bahasa. Sebagai ensiklik pertama, bahasa Latin menjadi dominasi tulisan ini.

“Iman, harapan, dan amal berjalan bersama. Harapan dipraktekkan melalui kebajikan kesabaran, yang terus berbuat baik bahkan dalam menghadapi kegagalan yang nyata, dan melalui kebajikan kerendahan hati, yang menerima misteri Allah dan mempercayai-Nya bahkan pada saat-saat kegelapan,” ujar Kardinal Turkson.

Kardinal melanjutkan, tema yang menarik dari karya ini adalah Benediktus mengutip surat pertama Yohanes 4: 16 “…Allah adalah kasih, dan barangsiapa berada dalam kasih, dia tetap berada dalam Allah dan Allah di dalam dia.”

Sementara Ensiklik Spe Salvi, secara tersurat menyatakan bahwa harapan itu ada dalam iman. Harapan itu bertumbuh dalam iman. Bahkan, harapan itu sendiri adalah iman. Menurut Paus, selalu ada harapan yang membebaskan. Dengan kata lain, harapan yang terkandung dalam iman kepada Kristus, memungkinkan banyak orang dibebaskan atau diselamatkan dari kungkungan dunia, yang sarat dengan pengalaman penderitaan maupun kebahagian materi yang tiada artinya ini.

Sedangkan lahirnya ensiklik ketiga adalah sebuah bentuk keprihatinan Gereja atas persoalan-persoalan sosio-ekonomi dan masalah-masalah lainnya yang sering tak kunjung selesai. Sejak Paus Leo XIII dengan Ensiklik Rerum Novarum 1891, Paulus VI dengan Populorum Progressio 1967, hingga Paus Yohanes Paulus II dalam Sollictudo Rei Socialis 1987 dan Centesimus Annus 1991, persoalan-persoalan mondial dunia selalu dikaji dan dibaca dalam terang ajaran Kristiani sesuai konteks zamannya. Dokumen ini merupakan reafirmasi dari Kardinal Ratzinger atas keprihatinan sosial dari para Paus pendahulunya.

Uskup Roma kelahiran Jerman pada tahun 1927 ini menulis Ajaran Sosial Gereja ini sebagai tanggapannya atas persoalan zaman. Persoalan yang muncul biasanya selalu berkembang seiring perkembangan zaman, maka mutlak penafsiran atas persoalan tersebut juga dibarui.

“Paus Benediktus XVI memberikan pandangannya sesuai konteks zamannya. Tiga dokumen ini tidak memberi petunjuk praktis, melainkan lebih menekankan landasan teologis dan moral untuk mengatasi berbagai persoalan dengan menekankan prinsip Kasih, keadilan, dan kebenaran.

Paus Emeritus Benediktus XVI yang berusia 95 tahun meninggal dunia pada Sabtu (31/12/2022) pukul 09:34 waktu Roma di kediamannya di Biara Mater Ecclesiae Vatikan.

Yusti H. Wuarmanuk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini